Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) secara konsisten terus berperan untuk iklim pembangunan berkelanjutan Tanah Air. Hal itu sangat selaras dengan komitmen pemerintah yang mengusung Net Zero Emission 2060.
Tercemin pada kuartal II-2023, pembiayaan keuangan berbasis Environtment, Social dan Governance (ESG) yang dikucurkan BSI telah mencapai Rp52,6 triliun atau tumbuh 4,99% secara year on year (yoy). Portofolio keuangan hijau itu, setara 23,77% dari total pembiayaan keseluruhan.
Jumlah pembiayaan ESG oleh perbankan dengan kode emiten BRIS itu, disampaikan secara langsung Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam konferensi pers paparan kinerja triwulan II-2023 BSI, yang dihelat di Jakarta, Selasa, 19 September 2023.
“Sebagai institusi keuangan syariah, BSI juga konsisten dalam mengimplementasikan environment, social, and governance (ESG). Portfolio pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp52,6 triliun atau 23,77% dari total pembiayaan BSI tumbuh 4,99% secara year on year,” ungkap Hery dikutip Rabu 20 September 2023.
Hery menuturkan, untuk mendorong implementasi keuangan berkelanjutan, BSI telah melakukan upaya sustainable operation melalui program pengurangan emisi dan pelestarian lingkungan.
Adapun rangkaian program ESG yang telah dijalankan perbankan yang identik warna hijau dan putih ini, antara lain green building office Gedung Landmark BSI di Aceh dan penggunaan solar panel di BSI Mayestik dan Mataram.
Hery juga mengatakan, BSI juga mendorong percepatan implementasi penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik berbasis Baterai (KBLBB) dengan penyediaan 35 unit motor listrik untuk kendaraan operasional di masjid BSI rest area cipali KM 166A, dan paperless dokumen melalui e-doc BSI, guna mengurangi limbah.
“Hingga Juni 2023, BSI telah menyalurkan dana zakat, infak dan dana kebajikan sebesar sebesar Rp122,2 miliar yang mencakup berbagai program sosio-economic (yang berguna untuk masyarakat-red),” paparnya.
Ia merincikan, dana tersebut digunakan untuk pembangunan 15 Desa BSI yang tersebar di 10 provinsi, aspek spiritual berupa manajemen masjid, program Dai dan mobil musala aspek people berupa BSI Scholarship Prestasi.
Lalu, untuk Charity & Environment, perseroan juga memberikan santunan untuk 2.222 anak yatim, mudik difabel, bantuan hewan potong 1444 H, dan program BSI sustainable movement berupa penanaman pohon, 50 mesin RVM, serta pelepasan 200 tukik ke laut.
Laba Melesat Signfikan
Hery juga mengatakan, melalui akselerasi strategi bisnis yang dijalankan BSI, perseroan mampu mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan, sebesar 32,41% menjadi Rp2,82 triliun.
Ia menyampaikan kinerja apik tersebut, tak bisa dipungkiri oleh salah satu pendorongnya, yakni pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas dan dana pihak ketiga (DPK) yang bergerak positif.
“Hingga Juni 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp221,90 triliun atau tumbuh 16,00% secara year on year yang didominasi oleh segmen ritel sebesar Rp158,38 triliun,” paparnya.
Hery juga memaparkan bahwa penerapan governance, risk, and compliance (GRC) yang kuat merupakan salah satu kunci BSI dapat menjaga kinerja positif perseroan sepanjang tahun berjalan 2023.
Sementara, dari sisi penghimpunan dana, pada kuartal II-2023, BSI mampu mencatatkan DPK sebesar Rp252,52 Triliun, yang didominasi oleh produk tabungan yang memberikan kontribusi sebanyak Rp110,93 triliun. Atas hal itu, porsi CASA BSI terus membaik yang didominasi dana murah sebesar 59,93%.
Di samping kinerja pembiayaan BSI yang positif, juga diimbangi dengan kualitas pembiayaan terjaga yang tercermin dari NPF gross sebesar 2,31% atau membaik dari posisi tahun sebelumnya sebesar 2,78%. Hal ini juga berdampak baik pada cost of financing (CoC) menjadi 1,55%.
“Kami meyakini bahwa dengan penguatan GRC, BSI dapat terus merealisasikan pertumbuhan berkelanjutan. Sebab, penerapan GRC yang terintegrasi dapat mensinergikan aspek governance structure, risk management dan compliance, serta environment dan social perseroan. BSI juga terus melakukan akselerasi, mix and match bisnis sesuai prinsip syariah dan berkelanjutan dalam pengembangan ekosistem halal di Indonesia,” harap Hery.(*)