Peluang Investasi, Investor Tak Harus Khawatir Sell In May

2022-05-23T08:20:24.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Yunike Purnama

Ilustrasi saham.
Ilustrasi saham.

BANDARLAMPUNG - Investor pasar modal diminta untuk tak khawatir berlebihan terhadap sentimen negatif mengenai perdagangan di pasar modal pada Mei atau yang biasa disebut sale in May and go away.

Pengamat pasar modal yang juga Founder Indonesia Superstocks Community Edhi Pranasidhi mengatakan, persepsi itu timbul karena pada Mei atau bahkan dari akhir April sampai akhir Juni masyarakat dunia mengenal summer holiday. 

Di periode tersebut biasanya investor lebih suka menyimpan uang tunai dari pada aset karena menghadapi libur panjang.

“Jadi semua lebih prefer pegang cash daripada pegang asset. Takut terjadi apa-apa selama bulan April akhir sampai bulan Juni akhir tersebut. Maka sering terjadi yang dinamakan sell in/on May and go away," katanya dalam keterangan tertulis dikutip Senin, 23 Mei 2022.

Menurutnya, di waktu tersebut seharusnya investor lebih lihai memanfaatkan momen. Berdasarkan data, sejak 2001 hingga 2021, IHSG pada Mei hanya mengalami penurunan sebanyak delapan kali. Sedangkan 13 kali mengalami kenaikan.

"Padahal boleh saya katakan Mei itu adalah kesempatan untuk beli. Jadi balik lagi ketika semua takut, anda beli. Ketika semua panik beli, anda jual sesederhana itulah,” jelasnya.

Oleh karena itu Edhi tak lupa merekomendasikan saham-saham emiten yang layak dikoleksi. Seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang terkoreksi 13,8 persen dari level 4.850, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terkoreksi 10,6 persen dari level 4.980, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terkoreksi 10,8 persen dari level 8.300, PT Astra International Tbk (ASII) terkoreksi 9 persen dari level 7.700.

Kemudian PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) terkoreksi 45 persen dari level 1.890. Kemudian PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) yang sudah turun 58 persen, PT Multipolar Tbk (MLPL) sudah turun 78 persen dan ada PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang sudah turun 20 persen.

“Jadi silahkan saja pilih emiten dengan fundamental yang bagus tapi sudah turun lebih dari 30 persen silahkan di-collect untuk kemudian berinvestasi selama 5 tahun. Dan selalu ingat, pergantian presiden di tahun 2024. Mau tak mau selalu membawa IHSG naik kalau misalnya calon presiden dinilai bagus oleh masyarakat,” pungkasnya. (*)