Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
BANDARLAMPUNG - Zaman semakin canggih, pembayaran digital pun bertransformasi. Salah satunya, dengan munculnya Paylater.
Pada dasarnya, Paylater mirip kartu kredit. Menggunakan dana dulu, baru dibayar saat jatuh tempo.
Namun pengajuan Paylater lebih mudah dan cepat ketimbang kartu kredit. Paylater memang memudahkan untuk bertransaksi, khususnya untuk dana darurat.
Sayangnya, banyak yang kalap saat menggunakannya. Lalu, bagaimana cara agar penggunannya tetap terkendali? Berikut ulasannya yang dirangkum Kabarsiger:
Menurut Pakar Finansial Andhika Diskartes, kemajuan industri pembayaran digital saat ini membawa berbagai manfaat dan kemudahan bagi masyarakat. Juga semakin mendorong terbentuknya masyarakat non-tunai atau cashless society.
Namun, dengan hadirnya kemudahan bertransaksi untuk berbagai kebutuhan, masyarakat juga perlu memperhatikan serangkaian cara untuk bisa menjadi masyarakat cashless yang cerdas dalam mengelola keuangan.
Menetapkan target finansial adalah bagian paling mudah dari perencanaan keuangan pribadi, sedangkan kedisiplinan saat mengambil keputusan dalam pengeluaran sehari-hari adalah bagian yang sulit.
Terlebih lagi, saat ini banyak produk lokal UMKM Indonesia yang menarik untuk dibeli, yang apabila selalu dituruti, berpotensi untuk menjadi pengeluaran yang tidak terkendali.
Berbagai keputusan kecil yang terkesan sepele ini yang juga dapat menentukan apakah kita bisa bertahan atau keluar jalur dari perencanaan finansial yang telah ditetapkan. Kuncinya adalah kedisiplinan yang tinggi, agar kita bisa lebih cermat mengatur anggaran uang masuk dan keluar secara lebih bijak.
Dalam perencanaan keuangan, memahami komponen yang berkaitan langsung dengan kehidupan kita merupakan poin utama. Hal itu akan menyelamatkan keuangan kita di masa mendatang.
Saat melakukan evaluasi pengeluaran dan perencanaan anggaran pribadi, lakukan riset terhadap berbagai biaya yang terikat dengan berbagai jenis transaksi. Bisa berupa biaya transfer, biaya admin saat menggunakan suatu layanan, biaya pengiriman, ataupun bunga yang terikat dengan suatu transaksi cicilan atau pinjaman.
Meskipun terkesan sederhana, pemahaman yang baik tentang berbagai biaya ini akan membantu mengatur anggaran dengan lebih tepat.
Berbagai biaya tersebut biasanya sering terlupakan dan tergolong sebagai pengeluaran tak terduga saat melakukan evaluasi pengeluaran bulanan.
Dengan tersedianya berbagai layanan pembayaran digital, perlu dicermati penyedia layanan yang paling cocok dengan kebutuhan kita.
Dengan budaya masyarakat Indonesia yang saat ini masih sering mengharuskan kita untuk melakukan transfer ke orang lain, bisa dipertimbangkan untuk memilih penyedia layanan pembayaran digital yang memberikan keuntungan atau keringanan saat melakukan transfer.
Sebagai contoh, penyedia layanan pembayaran telah menghadirkan fitur Transfer ke Bank yang memungkinkan penggunanya untuk mengirimkan saldo mereka ke berbagai bank secara gratis tanpa memberikan batas kuota untuk melakukan transfer.
Perkembangan teknologi seperti inilah yang dapat mendukung produktivitas masyarakat cashless dan membantu kita berhemat.
Dengan cara itu, penghematan bisa dilakukan meski menggunakan paylater. (*)