PTPN VII
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDARLAMPUNG-Selain menjaga kedaulatan dan mempertahankan keutuhan Negara, TNI mempunyai tugas ikut menjaga Stabilitas Nasional.
Salah satu elemen penting dalam menstabilkan tatanan bangsa adalah faktor ekonomi. Dalam konteks ini, PTPN VII memiliki posisi yang cukup strategis dalam bidang ekonomi, yakni ikut menjaga stabilitas harga pangan.
Pernyataan itu disampaikan Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayjen TNI. Yanuar Adil saat kunjungan kerja ke Kantor Direksi PTPN VII, Rabu (15/11/2023). Pangdam mengatakan, dua komoditas yang dihasilkan PTPN VII bersama induk usahanya, yakni gula putih dan minyak goreng, adalah elemen yang sangat mempengaruhi stabilitas ekonomi. Oleh karena itu, TNI sebagai elemen Pertahanan Negara berkewajiban untuk menjaga BUMN ini.
“Atas nama TNI, saya memberi apresiasi kepada PTPN VII yang terus berperan aktif dalam proses dan dinamika pembangunan bangsa. Kita tahu, PTPN memiliki produk gula putih dan minyak goreng. Ini salah satu elemen dasar kebutuhan pokok rakyat yang sangat krusial. Jika ada kelangkaan dan harganya bergejolak, Negara bisa intervensi melalui PTPN,” kata Pangdam yang menjabat sejak Juli 2023 ini.
Alumnus Akmil tahun 1988 ini juga menyambut baik permintaan dukungan dari PTPN VII kepada TNI dalam pengamanan aset dan menciptakan suasana usaha yang kondusif di wilayah kerja. Ia menyebut, lebih dari seratus personel TNI diperbantukan di Unit-Unit Kerja PTPN VII yang berada di Lampung, Sumsel, dan Bengkulu. Hal itu menjadi bukti bahwa sinergi antar lembaga negara sudah berjalan dengan baik dan saling menguatkan.
“Laporan dari staf, ada 135 personel TNI bertugas ikut mengamankan aset, membantu menjaga, dan menciptakan suasana kondusif di wilayah kerja. Ini adalah bukti kami peduli dan bekerja sama dalam sinergi yang solid. Sebab, setiap elemen dalam tatanan negara ini sama pentingnya,” kata Jenderal Bintang Dua kelahiran Bandung yang sebelumnya menjabat Komandan Pusat Persenjataan Kavaleri (Pussenkav) TNI itu.
Dalam kunjungannya, Mayjen Yanuar didampingi beberapa perwira Kodam II/Sriwijaya. Turut hadir, Komandan Korem 043/Garuda Hitam Brigjen TNI Iwan Ma’ruf Zainudin dan jajarannya. Mereka disambut Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy, SEVP Business Support Okta Kurniawan, SEVP Operation II Wiyoso, para Kepala Bagian, Para Manajer Unit Kerja Wilayah Lampung, dan beberapa pejabat lainnya.
Meski dikemas dalam suasana informal, beberapa isu penting juga dikemukakan dalam pertemuan ini. Dalam sambutannya, Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy menyampaikan terima kasih kepada Pangdam dan jajarannya yang menyempatkan singgah di Kantor Direksi PTPN VII. Ia menyebut, PTPN VII dapat menjalankan operasionalnya dengan baik atas dukungan banyak pihak, terutama TNI dan Polri.
“Kami merasa mendapat kehormatan Bapak Pangdam singgah ke sini. Bagi kami, jajaran TNI dan Polri sangat besar andilnya dalam menciptakan situasi usaha yang kondusif bagi PTPN VII. Sebab, PTPN VII memiliki ciri khas yang sangat berbeda dengan banyak perusahaan lain. Yakni, aset kami berada di tengah-tengah masyarakat dan bersifat padat karya. Itulah mengapa faktor keamanan menjadi sangat penting,” kata Chief Ryan, sapaan akrabnya.
Chief Ryan melanjutkan, saat ini PTPN VII sedang berada pada masa transisi menuju entitas baru di bawah PTPN III Holding. Ia menginformasikan, entitas baru yang merupakan gabungan dari sembilan PTPN, termasuk PTPN VII, adalah Supporting.co. Yakni, entitas Sub Holding di bawah PTPN III Holding yang akan mengelola komoditas-komoditas di luar gula (tebu) dan kelapa sawit.
“Saat ini kami sedang menunggu legal day one atau tanggal lahirnya Supporting.co. Semua legalitas sudah selesai dan tinggal ketuk palu. Direncanakan akan berlangsung pada 22 atau 23 November 2023 ini. Jadi tinggal seminggu ini kami akan bersalin nama,” kata dia.
Meskipun demikian, Ryan mengatakan secara operasional di lapangan dalam jangka pendek ini tidak ada perubahan. Sebab, kata dia, penataan struktur baru dengan pengisian personel-personel baru akan dilakukan secara bertahap diawali dari unsur pimpinan di kantor pusat. Sedangkan untuk Unit-Unit Kerja akan berjalan seperti biasa sebagaimana saat ini berproses.
Ryan memastikan perubahan fundamental ini tidak akan ada gejolak. Sebab, segala persiapan fisik maupun non fisik, termasuk hal-hal non teknis yang berkaitan dengan psikis sudah diantisipasi dengan baik. Ia juga memastikan transformasi ini tidak akan ada PHK karyawan dan tidak akan ada pengurangan hak-hak normatif karyawan.
“Kami sudah siapkan segala sesuatunya dengan berbagai pertimbangan. Bahwa, perubahan ini adalah keniscayaan yang harus terjadi untuk menjemput masa depan yang lebih baik. Kami tetap pegang teguh slogan ‘perusahaan sehat, karyawan sejahtera’,” kata dia. (*)