OJK Rencana Kendalikan NIM Perbankan, Ini kata Bos Citi Indonesia

2023-08-12T05:59:27.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Citi Indonesia (Citibank N.A.) merespon soal rencana pengendalian marjin bunga kredit (net interest margin/NIM) perbankan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Citi Indonesia (Citibank N.A.) merespon soal rencana pengendalian marjin bunga kredit (net interest margin/NIM) perbankan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

JAKARTA - Citi Indonesia (Citibank N.A.) merespon soal rencana pengendalian marjin bunga kredit (net interest margin/NIM) perbankan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Chief Executive Officer (CEO) Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan, NIM yang tinggi adalah suatu daya tarik dari industri perbankan Indonesia.

Ditambah lagi, NIM perbankan di Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara dan mengalahkan beberapa negara di ASEAN.

"NIM yang terjaga ini merupakan salah satu faktor penting yang bisa menunjukkan ketangguhan bank Indonesia," ujar Batara dalam konferensi pers paparan kinerja Citi Indonesia semester I-2023, dikutip Jumat, 11 Agustus 2023.

Perbankan Indonesia Lebih Resilien

Walaupun dikatakan Batara ada beberapa negara berkembang dengan yang lebih tinggi daripada Indonesia, seperti negara-negara di Amerika Latin. Akan tetapi, negara-negara tersebut memiliki dinamika defisit yang lebih tinggi dibanding Indonesia.

Dengan adanya dinamika yang terjaga, NIM perbankan Indonesia pun dikatakan Batara sebagai faktor penting untuk menunjukkan sektor perbankan yang cenderung lebih resilien.

Sebagai informasi, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NIM Indonesia per-Mei 2023 tercatat di level 4,88% dan menempatkannya di posisi kedua setelah Kamboja di wilayah ASEAN.

Citi Indonesia sendiri dilaporkan memiliki NIM di level 5,23% pada akhir semester I-2023 menurut laporan keuangan yang dipublikasikan melalui Harian Bisnis.

Di sisi lain, OJK memandang bahwa NIM bank di Indonesia perlu dikendalikan sehingga tercetuslah rencana untuk mengendalikan marjin bunga bersih perbankan di Indonesia.

Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae, saat ini pihaknya tengah mengkaji kebijakan yang berkaitan dengan pengendalian tersebut.

Adapun kajian terhadap kebijakan ini dilakukan untuk mendorong transparansi informasi yang berkaitan dengan suku bunga kredit perbankan.

"Kebijakan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mengendalikan NIM perbankan," ujar Dian melalui keterangan tertulis, dikutip Jumat, 11 Agustus 2023.

Tidak hanya OJK, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengatakan bahwa NIM Indonesia terkejut saat mendengar NIM perbankan di Indonesia yang tinggi.

"Saya tanya Ketua OJK Mahendra Siregar, NIM perbankan berapa, dijawab oleh Ketua OJK 4,4%. Tinggi sekali. Ini mungkin tertinggi di dunia," ujar Jokowi saat menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 di Jakarta beberapa waktu lalu.

Jokowi menyoroti NIM perbankan yang besar itu karena bisa jadi mengindikasikan besarnya juga bunga yang diterima dari kredit, dan bunga yang terlalu besar itu pun dikhawatirkan dapat menekan dunia usaha, khususnya di level Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).(*)