Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan mencapai Rp6.965,90 triliun pada November 2023, atau tumbuh sebesar 9,74% (yoy) dari Oktober 2023. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit modal kerja sebesar 10,14% (yoy).
Ditinjau dari kepemilikan, bank badan usaha milik negara (BUMN) menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 12,13% dengan porsi kredit sebesar 45,81% dari total kredit perbankan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan kondisi intermediasi ini membuktikan industri perbankan Indonesia tetap resilien dan berdaya saing di tengah volatilitas global.
Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio non-performing loan (NPL) net perbankan sebesar 0,75% dan NPL gross sebesar 2,36%.
"Di tengah kondisi ketidakpastian global dan prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi global, industri perbankan Indonesia per November 2023 tetap resilien dan berdaya saing," kata Dian dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) secara virtual pada Selasa, 9 Januari 2023.
Kontribusi sektor perbankan dalam pembiayaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan juga terwujud melalui pembelian obligasi korporasi non bank dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN). Kepemilikan sektor perbankan terhadap obligasi korporasi dan SBN mencapai Rp269,46 triliun dan sebesar Rp1.436,31 triliun.
Sementara itu, tingkat profitabilitas atau Return on Assets (ROA) dan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan relatif tinggi pada November 2023, masing-masing sebesar 2,73% dan 27,89% secara year on year (yoy).
Dian Ediana Rae memproyeksikan pertumbuhan kredit pada 2024 akan melanjutkan tren positif, yang ditopang oleh permintaan konsumen yang kuat. Menurut Rencana Bisnis Bank tahun 2024-2026, pertumbuhan kredit diprediksi bisa mencapai double digit.
"Berdasarkan RBB, sektor-sektor yang diperkirakan akan mendorong pertumbuhan kredit tersebut, antara lain sektor rumah tangga, sektor perdagangan, dan sektor industri pengolahan," kata Dian.
Dian menuturkan proyeksi pertumbuhan kredit 2024 tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di kisaran 5% dan didukung dengan aktivitas penyelenggaraan pemilihan umum pada 2024.
Selain itu, OJK juga akan mempertimbangkan faktor-faktor lain proyeksi perkembangan kondisi makro ekonomi secara global dan domestik.
Dengan kondisi makro domestik yang diperkirakan masih terjaga baik di tahun 2024, serta kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang juga diproyeksikan tetap tumbuh dengan sehat, maka Loan to deposit ratio (LDR) diperkirakan berada pada rentang 84-86 persen.
Risiko kredit juga diperkirakan relatif terjaga dengan non-performing loan (NPL) gross sekitar 2%-2,5%. Tingkat profitabilitas perbankan diproyeksikan melanjutkan pertumbuhan positif dengan laba bersih dapat meningkat sekitar 9%-10% secara year on year. Kemudian, Net Interest Margin (NIM) perbankan diperkirakan berada di rentang 4%-5%.(*)