Menkeu: Jika BBM Subsidi Tak Naik, Subsidi Energi Bisa Bengkak Lagi Rp198 Triliun

2022-08-24T05:18:01.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Yunike Purnama

Menkeu Sri Mulyani
Menkeu Sri Mulyani.

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, anggaran subsidi dan kompensasi energi akan kembali membengkak sebesar Rp198 triliun, jika tidak ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Subsidi Pertalite dan Solar. 

Ia menjelaskan, saat ini anggaran subsidi dan kompensasi energi untuk 2022 dipatok sebesar Rp502,4 triliun. Angka itu sudah membengkak Rp349,9 triliun dari anggaran semula sebesar Rp152,1 triliun guna menahan kenaikan harga energi di masyarakat.

"Kalau harga minyak terus di atas US$100 per barel, maka kita perkirakan subsidi itu harus nambah lagi bahkan bisa mencapai Rp198 triliun, di atas Rp502 triliun. Akan bertambah kalau kita nggak menaikkan BBM," kata Sri Mulyani dilansir dari trenasia.com, Selasa, 23 Agustus 2022.

Proyeksi tersebut mengacu pada harga minyak dunia yang terus tinggi, serta memperkirakan laju konsumsi dalam tujuh bulan terakhir. Padahal menurut Menkeu, besaran subsidi energi dan kompensasi Rp502,4 triliun ini sudah naik sebanyak tiga kali lipat dari alokasi sebelumnya yang hanya Rp152,5 triliun.

Sri Mulyani membeberkan data, berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM, volume Pertalite diperkirakan akan jebol dari 23 juta kilo liter (KL) menjadi 29 juta KL jika tidak ada kenaikan atau pengendalian konsumsi.

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini pemerintah sedang membahas keputusan BBM ingin seperti apa. Pemerintah memiliki tiga strategi yakni apakah penambahan subsidi energi, pengendalian volume, atau menaikkan harga BBM.

Namun hingga saat ini dampak dari kebijakan tersebut sedang dibahas. Para menteri terkait sedang berkoordinasi untuk membuat skema terbaik agar tidak memberatkan APBN dan menyengsarakan rakyat.(*)