Ekspor
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Dua negara maju dengan perekonomian yang dibilang kuat yaitu Amerika Serikat (AS) dan Jerman tengah menghadapi krisis. Dampak dari krisis tersebut untuk Indonesia diyakini akan mempengaruhi kinerja perdagangan hingga ekonomi.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, jika melihat dampak resesi di Jerman, akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia meski porsinya hanya 7% dari total ekspor non-migas.
"Namun Jerman menjadi penghubung penting masuknya barang Indonesia ke pasar eropa. Sepanjang Januari-April 2023 kinerja ekspor ke Jerman sudah anjlok 12,6% dibanding posisi yang sama tahun lalu. Kondisinya terus memburuk," kata Bhima kepada TrenAsia.com jaringan Kabarsiger.com pada Rabu, 31 Mei 2023.
Sedangkan, berdasarkan data menurut Kementerian Perdagangan, tren nilai ekspor alas kaki Indonesia ke lima negara tujuan utama tumbuh cukup pesat, yakni Belgia mencapai 66,1%, Jerman 55,3%, Amerika Serikat naik 50,8%, Jepang 18,4% dan RRT 6,9%.
Selain perdagangan, resesi di Jerman juga bisa mempengaruhi berbagai investasi terutama investasi di sektor energi terbarukan yang digadang gadang menjadi agenda utama Jerman sebagai bagian dari negara G7.
Terkait ancaman krisis AS, Bhima mewanti-wanti, hal ini jauh lebih berbahaya jika AS mengalami krisis karena akan ada implikasi guncangan ke sektor keuangan, suku bunga naik, inflasi tinggi hingga efek ke kebangkrutan berbagai usaha di negara berkembang.(*)