Lima Tips Riset untuk Menghasilkan User Experience yang Baik

2021-11-28T14:56:19.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Yunike Purnama

Riset produk dan UX juga akan mempengaruhi tingkat kesuksesan dan kenyamanan menggunakan sebuah situs.
Riset produk dan UX juga akan mempengaruhi tingkat kesuksesan dan kenyamanan menggunakan sebuah situs.

 

DALAM menjalankan bisnis di era digital seperti saat ini, sangat penting untuk mengetahui bagaimana riset yang tepat demi menghadirkan produk dan pengalaman pengguna (user experience atau UX) terbaik.

Satkar Ulama selaku Product and UX Research Lead Tokopedia menjelaskan “Di Tokopedia, peranan riset produk dan UX sangat signifikan karena hasilnya yang berkualitas dapat diaplikasikan menjadi strategi baru dalam pengembangan konsep fitur atau program yang dapat mendukung peningkatan transaksi serta tren belanja.”

“Riset produk dan UX juga akan mempengaruhi tingkat kesuksesan dan kenyamanan menggunakan sebuah situs. Tampilan dan UX yang ramah atau sesuai kebutuhan pengguna menjadi sangat penting bagi setiap penyedia platform,” tambah Satkar.

Lebih lanjut, Tokopedia membagikan tips untuk menjadi UX researcher yang efektif:

1. Memiliki Empati

Faktor empati adalah kunci untuk dapat menciptakan solusi yang berorientasi pada pengguna platform kita.

“Penting untuk mengesampingkan asumsi dan keinginan sendiri. Hal ini ditujukan agar seorang UX researcher bisa terus fokus secara objektif dalam menyampaikan aspirasi pengguna demi menciptakan lebih banyak dampak bagi mereka,” ungkap Satkar.

2. Kolaborasi Lintas Divisi

Kolaborasi lintas tim sangat penting dalam proses riset. “Misalnya dengan bertukar pikiran untuk menemukan berbagai cara menjawab tantangan yang dialami pengguna dari sisi produk, marketing hingga bisnis,” kata Satkar.

3. Fleksibel dan Kreatif

Riset tidak bisa memakai satu cara atau metodologi saja. Seorang periset juga harus fleksibel dan terus berinovasi dalam menerapkan cara yang paling sesuai dengan pengguna atau pasar yang kita riset.

“Misal saat pandemi, ketika tatap muka harus dikurangi. Seorang periset UX harus menyesuaikan berbagai metode - seperti survei, in-depth interview dan FGD, hingga tes produk - secara virtual, namun tetap berorientasi pada hasil dengan kualitas sebaik ketika bertemu langsung dengan narasumber,” jelas Satkar.

4. Ikuti Tren

Dengan mengikuti tren yang ada, periset bisa menjadi lebih relevan dengan pengguna. Beberapa inisiatif unggulan Tokopedia pun telah melewati proses riset agar relevan dengan kebutuhan pengguna, termasuk kampanye Waktu Indonesia Belanja (WIB).

“Konsep utama WIB, integrasi dengan pengalaman pengguna di dalam aplikasi serta model kampanye dan brand partnership juga berangkat dari hasil sebuah riset,” terang Satkar.

5. Menentukan Tujuan

Dalam proses pengembangan produk dan UX, sangat penting bagi seorang periset untuk mengetahui tujuan yang harus dicapai, misal metrik bisnis atau produk apa yang ingin diubah serta ditingkatkan.

“Riset dengan tujuan yang jelas dapat menghasilkan insights berkualitas sehingga dapat digunakan oleh para pengambil keputusan,” cetus Satkar.

Di Tokopedia sendiri, riset produk dan UX telah mempermudah pengguna dalam menggunakan aplikasi maupun layanan Tokopedia secara keseluruhan.

Proses ini juga berkontribusi dalam membantu masyarakat menciptakan peluang lewat pemanfaatan teknologi di mana perkembangannya sangat dinamis dan terus berevolusi. (*)