Kredit Perbankan Tembus Rp6.561,2 triliun, Tertopang Segmen Perorangan dan Korporasi

2023-06-28T09:04:25.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Ilustrasi logo Bank Indonesia
Ilustrasi logo Bank Indonesia

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan penyaluran kredit perbankan pada Mei 2023 tercatat sebesar Rp 6.561,2 triliun. Nilai tersebut tumbuh 9,4% secara tahunan (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 8,1% yoy. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, perkembangan tersebut sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit kepada debitur perorangan 9,7% yoy menjadi Rp 3,158 triliun dan debitur korporasi tumbuh 9,0% yoy menjadi Rp 3,348 triliun. 

"Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan penyaluran kredit pada Mei 2023 disebabkan oleh perkembangan kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit konsumsi," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu, 28 Juni 2023.

Adapun kredit modal kerja (KMK) tumbuh 8,0% yoy pada Mei 2023 menjadi Rp2,908 triliun setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 7,1% yoy. Perkembangan kredit modal kerja bersumber dari sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan yang tumbuh 28,1% yoy setelah tumbuh 25,8% yoy pada April 2023 terutama pada sub sektor perantara keuangan lainnya (nonbank) selain leasing di DKI Jakarta.

"Selain itu, kredit modal kerja sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan tumbuh 8,7% yoy pada Mei 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,2% yoy, terutama pada sub sektor perkebunan kelapa sawit di Lampung dan Riau," ungkapnya.

Sementara kredit investasi (KI) pada Mei 2023 tumbuh 11,6% yoy menjadi Rp 1,718 triliun, setelah tumbuh 9,1% yoy pada bulan sebelumnya, terutama bersumber dari sektor industri pengolahan serta sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan. 

Kemudian kredit investasi industri pengolahan pada Mei 2023 tumbuh 16,4% yoy, setelah tumbuh 13,6% yoy pada April 2023, seiring perkembangan kredit pada sub sektor industri minyak goreng dari kelapa sawit mentah di Kalimantan Timur dan Jawa Timur. 

Adapun kredit investasi sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan tumbuh 6,4% yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 5,3% yoy, terutama pada kredit sub sektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Sementara kredit konsumsi (KK) tumbuh 9,7% yoy menjadi Rp 1,881 triliun pada Mei 2023, setelah tumbuh 8,8% yoy pada bulan sebelumnya. Hal tersebut didorong oleh perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), dan Kredit Multiguna.

Lebih lanjut, penyaluran kredit sektor properti tumbuh 7,9% yoy menjadi Rp 1,231 triliun pada Mei 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 8,6% yoy. Erwin mengatakan, peningkatan tersebut berkat perkembangan kredit konstruksi.

Sementara kredit konstruksi tumbuh 4,3% yoy pada Mei 2023 setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,8% yoy, khususnya pada konstruksi perumahan sederhana di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Kredit real estate juga tumbuh 16,8% yoy menjadi Rp 202,8 triliun, setelah bulan sebelumnya tumbuh 16,3% yoy, terutama pada kredit real estate gedung perkantoran. 

Sementara itu, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) tumbuh sebesar 7,7% yoy menjadi Rp 635,9 triliun pada Mei 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 6,8% yoy. Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit KPR tipe di atas 70. 

Kemudian penyaluran kredit kepada UMKM pada Mei 2023 tumbuh 7,5% yoy menjadi Rp 1,288 triliun, setelah tumbuh 6,6% yoy pada bulan sebelumnya. Sedangkan kredit UMKM skala mikro tumbuh 40,6% yoy menjadi Rp 581 triliun pada Mei 2023, setelah tumbuh 38,4% yoy pada April 2023. 

Sementara itu, kredit UMKM skala kecil terkontraksi 7,9% yoy pada Mei 2023, setelah bulan sebelumnya terkontraksi 8,1% yoy. Kredit UMKM skala menengah juga terkontraksi 12,7% yoy setelah terkontraksi 12,8% yoy pada April 2023.

"Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan kredit UMKM di Mei 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan kredit investasi," pungkas Erwin.(*)