Komunitas Seni Lima Rasa (Slira) Wadah Ekspresi dan Terapi Jiwa di Lampung

2024-10-08T20:04:41.000Z

Penulis:Eva Pardiana

Editor:Eva Pardiana

slira 3.jpg
Komunitas Seni Lima Rasa (Slira), Wadah Ekspresi Seni dan Terapi Jiwa di Lampung

BANDAR LAMPUNG – Komunitas Seni Lima Rasa (Slira) yang didirikan pada 11 November 2019 oleh M. Abdul Malik, telah berkembang sebagai wadah penting bagi pencinta seni di Lampung. Dengan misi menyediakan ruang bagi masyarakat untuk mengekspresikan diri dan mempelajari seni, Slira juga memainkan peran unik sebagai tempat penyembuhan bagi generasi muda yang mencari pelarian dari masalah kejiwaan melalui seni.

Menurut Danang Wicaksono, Wakil Ketua Demisioner Slira, komunitas ini terbentuk dari keresahan mahasiswa seni di Lampung yang merasa kurangnya ruang untuk mengekspresikan karya-karya mereka. “Kami ingin menjadikan Slira sebagai tempat berkumpul dan berkreasi bagi siapa saja yang tertarik pada seni, terlepas dari latar belakang atau usia,” jelas Danang. Saat ini, Slira memiliki lebih dari 100 anggota aktif, mulai dari pelajar hingga pekerja seni profesional.

Divisi Seni Slira

Slira terbagi dalam lima divisi seni utama: musik, lukis, tari, teater, dan sastra. Setiap divisi mengadakan latihan rutin mingguan, memberi anggota kesempatan untuk terus berkembang di bidang seni masing-masing. Misalnya, divisi musik secara rutin mengadakan latihan band dan vokal, sementara divisi lukis aktif mengadakan sesi menggambar bersama.

Dok. Slira

Setiap tahunnya, Slira menyelenggarakan berbagai pagelaran seni. Salah satunya adalah Pojok Slira, acara yang dirancang untuk memperkenalkan anggota baru kepada komunitas dan memberi mereka panggung untuk menampilkan bakat mereka. Selain itu, ada Slira Berisik, acara seni besar yang melibatkan semua divisi seni, memungkinkan anggota aktif untuk menunjukkan hasil karya mereka di hadapan publik.

Pengalaman Anggota

Hakim, seorang anggota dari divisi musik, berbagi pengalamannya setelah bergabung dengan Slira. "Slira tidak hanya membantu saya mengasah bakat menyanyi, tetapi juga memberikan banyak wawasan tentang dunia seni secara luas. Saya juga belajar bagaimana mengorganisir acara kesenian, mulai dari manajemen waktu hingga kerja sama tim," kata Hakim.

Pengalaman serupa dirasakan oleh banyak anggota Slira lainnya, yang merasakan dampak positif dari bergabung dalam komunitas ini. Slira juga menjadi ruang aman bagi mereka yang ingin berekspresi dan menemukan dukungan di tengah kesibukan dan tekanan hidup.

Pameran dan Lelang Seni

Selain fokus pada pengembangan anggota, Slira juga rutin mengadakan pameran dan lelang lukisan setiap tahun. Acara ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi para seniman untuk memamerkan karya mereka, tetapi juga menjadi sarana memperkenalkan seni kepada masyarakat luas. Melalui acara ini, Slira berharap dapat memperkuat hubungan antara seniman lokal dan penggemar seni, serta mendorong kolaborasi yang lebih besar dalam dunia seni Lampung.

Dok. Slira

Dengan semangat yang terustumbuh, Slira berkomitmen untuk mewujudkan visi mereka dalam menjadikan seni sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Lampung. “Kami memiliki harapan besar bahwa melalui komunitas ini, karya-karya seniman Lampung dapat bersaing di kancah internasional. Selain itu, kami bercita-cita untuk menjadikan Slira sebagai sekolah seni yang tidak hanya memberikan ruang berekspresi, tetapi juga pendidikan seni berkualitas,” tambah Danang.

Slira tidak hanya menjadi wadah ekspresi, tetapi juga ruang untuk berkarya, belajar, dan menemukan diri. Komunitas ini menjadi bukti bahwa seni memiliki kekuatan besar untuk menghubungkan individu, menyembuhkan, dan memperkaya kehidupan masyarakat. (*)

Reporter: Winda Adelia dan Arfa Ivanda