Nelayan
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi
INDRAMAYU - Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menggelar kegiatan Kemah Konservasi Pesisir Nelayan Tradisional bertajuk “Gotong-royong Pulihkan Lingkungan dan Bangkitkan Ekonomi Pesisir” yang dilaksanakan di Ekowisata Karangsong Kabupaten Indramayu. Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan menyampaikan bahwa beragam inisiatif telah dilakukan di banyak basis-basis KNTI, dari penanaman hingga penciptaan nilai tambah dari mangrove untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir.
“Pelestarian lingkungan pesisir, terutama kawasan mangrove merupakan hal penting bagi keberlanjutan aktivitas nelayan tradisional dan masyarakat pesisir Indonesia pada umumnya,” terang Dani
Lanjut Dani, Kemah konservasi pesisir Nelayan Tradisional merupakan momen untuk mengumpulkan beragam inisiatif lokal dan para penggerak konservasi mangrove KNTI, KPPI, dan KPPMPI khususnya di Jawa dan dua lokasi di Batam dan Serdang Bedagai. Belajar bersama dan membangun sinergi atas kerja-kerja yang telah dilakukan di level tapak.
“Saatnya berbagi pengetahuan, pengalaman dari kerja-kerja tapak komunitas nelayan tradisional dalam melakukan konservasi lingkungan pesisir di Indonesia,” jelas Dani
Sementara itu, Ketua DPD KNTI Indramayu Dulloh bercerita tentang bagaimana ia bersama rekan-rekannya memulai menanam mangrove di Karangsong. Hingga akhirnya berbuah manis, hutan mangrove yang ditanamnya melindungi karangsong dari bencana sekaligus mensejahterakan para anggota koperasi.
“Saya bersama teman berlima sejak 2007, mencoba menanggulangi abrasi pantai di kawasan pantai Karangsong yang semakin parah. Saat ini luasan ekowisata mangrove karangsong mencapai 40 Hektar dengan beragam jenis mangrove dan cemara laut,” ujar Dulloh
Lebih lanjut, ia yang berprofesi sebagai petambak sejak awal memulai inisiatif penanaman mangrove, sempat dimusuhi teman-teman petambak karena lahan timbul tidak bisa dibuka tambak.
Sambung Dani, Melalui kegiatan ini, KNTI berharap dapat diperkuat kesadaran kolektif atas nilai penting kawasan mangrove dalam keseluruhan ekosistem perikanan. Sekaligus menciptakan nilai tambah melalui pemanfaatan mangrove secara lestari dengan menciptakan berbagai produk olahan mangrove untuk bahan pangan, minuman, batik dan pengelolaan wisata
Sementara itu, Benni Wijaya Kepala Departemen Kampanye KPA (Konsorsium Pembaruan Agraria) yang turut hadir dalam kegiatan, menyampaikan bahwa KNTI salah satu organisasi nelayan terbesar di Indonesia merupakan aliansi strategis dalam memperjuangkan hak dan kedaulatan nelayan tradisional kita yang selama ini belum mendapat perhatian dari pemerintah.
“Apa yang diperjuangkan KNTI selaras dengan perjuangan KPA dalam memperjuangan sumber-sumber agraria bagi rakyat, khususnya petani, nelayan, masyarakat adat serta masyarakat pedesaan dan pesisir lainnya,” jelas Benni
Lanjut Benni, Melalui Dana Nusantara yang kami inisiasi langsung bersama WALHI dan AMAN, kita ingin memastikan dukungan tersebut langsung menyasar organisasi atau komunitas di akar rumput dalam mendukung perjuangan mereka.
“Semoga Kemah Konservasi Nelayan Tradisional ini dapat menghasilkan agenda-agenda strategis bagi penguatan ekonomi nelayan di Indonesia.” Harap Benni
Lebih lanjut, Benni sampaikan bahwa ke depan, berharap KPA dan KNTI bisa melanjutkan kerjasama yang lebih strategis bagaimana menerapkan reforma agraria bagi nelayan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
“Artinya, kita tidak hanya melakukan penguatan dan advokasi dalam lingkung wilayah tangkap saja. Namun kita juga memikirkan bagaimana hak atas tanah bagi nelayan itu diperjuangkan. Karna kita menghadapi situasi di mana masih banyak tanah dan pemukiman nelayan diklaim secara sepihak sebagai kawasan hutan atau wilayah konservasi,” terang Benni
Pelaksana kegiatan sekaligus Ketua Umum Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI), Hendra Wiguna menyampaikan bahwa kegiatan Kemah Konservasi Pesisir Nelayan Tradisional ini akan berlangsung dari 21 sampai dengan 23 Mei 2024.
“Akan ada tiga pembelajaran penting yang disampaikan kepada para peserta, pertama terkait dengan bagaimana komunitas pesisir terorganisir dalam mencapai tujuan bersama dalam agenda konservasi. Kedua, peserta akan diberikan pembelajaran mengolah mangrove dan ketiga peserta akan dilatih merencanakan usaha dan memasarkan produknya,” terang Hendra
Lanjut Hendra, pasca kegiatan diharapkan bagaimana kelestarian ekosistem pesisir dalam hal ini hutan mangrove dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat pesisir.
“Semoga usai kegiatan ini dapat berdampak langsung terhadap kesejahteraan nelayan tradisional. Sehingga akan diikuti oleh semua masyarakat pesisir terkhusus anggota KNTI se Indonesia, akhirnya ekosistem pesisir akan pulih dan ekonomi pesisir bangkit.” tutup Hendra