Kementerian ESDM: Tiga Topik Isu Energi oleh ETWG dalam Presidensi G20 Indonesia

2022-02-07T14:36:36.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Yunike Purnama

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan terdapat tiga isu utama dalam topik pembahasan transisi energi di Presidensi G20 Indonesia oleh Energy Transition Working Group (ETWG).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan terdapat tiga isu utama dalam topik pembahasan transisi energi di Presidensi G20 Indonesia oleh Energy Transition Working Group (ETWG).

JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan terdapat tiga isu utama dalam topik pembahasan transisi energi di Presidensi G20 Indonesia oleh Energy Transition Working Group (ETWG). Ketiga isu itu adalah terkait akses energi, peningkatan tekonologi bersih, dan pendanaaan untuk transisi energi.

Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis Yudo Dwinanda dalam acara webinar yang diselenggarakan bersama Energy Academy Indonesia (ECADIN) menjelaskan secara rinci mengenai ketiga isu utama tersebut dalam pembahasan transisi energi di Presidensi G20 Indonensia.

“Untuk akses energi, titik berat diberikan kepada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern untuk semua (leaving no behing), terutama energi untuk elektrifikasi dan clean coocking.” terang Yudo dalam webinar A Great Leap untuk Diplomasi Energi Indonesia dikutip Senin (7/2/2022).

Sedangkan dalam pembahasan tekonogi, yang dimaksud adalah tentang bagaimana negara-negara anggota G20 dapat membangkitkan lebih banyak energi bersih dengan cara yang lebih efisien dan andal melalui cara baru dengan pendekatan teknologi. 

“Salah satu yang kita angkat adalah energy storage, sistem energi rendah karbon, pembangunan industri bersih, kemudian integrasi energi terbarukan dan efisiensi energi,” tambah Yudo.

Untuk isu terkait pendanaan, transisi energi membutuhkan dana yang tidak sedikit dalam setiap proyek-proyek baru yang dikerjakan, maka dari itu dibutuhkan pula model investasi baru yang dapat mengakomodasi rencana pengembangan transisi energi kedepannya.

Peneliti ECADIN sekaligus Dosen Hubungan Internasional Universita Pertamina Novita Putri Rudiany menyampaikan bahwa pengupayaan akses energi dan pengembangan teknologi pada akhirnya akan membuka keran investasi dan sumber pendanaan yang melibatkan banyak actor penting seperti filantropi dan bisnis multinasional.

Novita juga menjelaskan bahwa setidaknya terdapat tiga hal penting yang bisa dilihat dalam perkembangan diplomasi energi Indonesia di G20.

“Pertama, naiknya citra positif bangsa. Kedua, terbukanya peluang investasi langsung di daerah potensional. Ketiga, semua pihak baik pemerintah maupun non-pemerintah dapat memainkan perannya untuk mendukung transisi energi global,” terang Novita dalam webinar tersebut dikutip Senin (7/2/2022).

Selain transisi energi, Yudo menerangkan bahwa terdapat dua topik lainnya yang juga menjadi pembahasan utama dalam Presidensi G20 Indonesia. Di antaranya adalah Global Health dan Transformasi Digital.

“Tentunya yang kami tangani adalah terkait energi, kami bawa semua diskusi G20 untuk mendorong energi transisi di negara masing-masing,” tutup Yudo.(*)

Artikel ini telah terbit di trenasia.com

oleh Muhammad Farhan Syah pada 07 Feb 2022