Kasus korupsi DLH Bandar Lampung
Penulis:M. Iqbal Pratama
Editor:Yunike Purnama
BANDAR LAMPUNG - Kejaksaan Tinggi Lampung langsung menggunakan auditor independen untuk menghitung kerugian negara kasus dugaan korupsi retribusi sampah pada DLH Kota Bandar Lampung Tahun Anggaran 2019-2021.
Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Lampung Hutamrin mengatakan, pihaknya ingin mengantisipasi lambannya proses audit seperti kasus KONI Lampung yang diaudit BPKP Lampung.
"Kasus DLH perhitungan kerugian negara dari auditor independen. Kita upayakan yang cepat saja," ujar Hutamrin pada Selasa 1 November 2022.
Ia melanjutkan, sudah ada 80 saksi yang sudah diperiksa dalam proses penyidikan. Saat ini, pihaknya tengah memeriksa ahli dari auditor independen.
"Semoga cepat selesai, dan kami akan tidak pelaku utamanya. Nanti akan kami ungkapkan di akhir siapa tersangkanya dan pasal yang akan digunakan, kemungkinan Desember," pungkasnya.
Diketahui, kasus dugaan korupsi dengan perkiraan kerugian negara Rp34,8 Miliar dalam kurun waktu tiga tahun tersebut.
Rinciannya, tahun 2019 target pemasukan DLH senilai Rp12 miliar dengan realisasi Rp6,9 Miliar, selisih Rp5,1 miliar.
Kemudian, tahun 2020 target senilai Rp15 miliar realisasi Rp7,1 miliar, selisih Rp7,9 miliar. Tahun 2021 target senilai Rp30 miliar namun hanya terealisasi Rp8,2 miliar, selisih Rp21,8 miliar.
Hal itu dilihat dari perbedaan antara jumlah karcis yang dicetak dengan jumlah karcis yang diporporasi serta karcis yang diserahkan Kepada petugas pemungut retribusi. Ditemukan juga retribusi yang dipungut tidak disetorkan ke kas daerah dan penagih tanpa surat resmi. (IQB)