covid 19
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
JAKARTA - Penularan COVID-19 masih terjadi tapi trennya terus menurun sejak akhir Agustus 2022. Indonesia pun kini bersiap untuk menuju endemi COVID-19.
"Sesuai pengumuman Dirjen WHO (Tedros Adhanom Ghebreyesu) saat ini secara global kita telah menghadapi suatu masa yang menggembirakan di mana tanda-tanda hilangnya pandemi sudah mulai terlihat," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril dikutip Senin, 3 Oktober 2022.
Menilik data di Indonesia, ada beberapa parameter yang menunjukkan perbaikan kasus COVID-19 di Tanah Air. Pertama, kasus konfirmasi mingguan yang terlihat tren penurunan. Dari minggu ketiga Agustus sampai pekan ini terlihat tren penurunan kasus tiap pekan.
"Bila melihat periode per minggu, terjadi penurunan sejak 22 Agustus 2022. Saat ini rata-rata kasus harian di 2000-an," kata Syahril.
Penurunan kasus konfirmasi COVID-19 dibarengi dengan penurunan positivity rate mingguan menjadi 6,38 persen dalam minggu terakhir.
Syahril mengatakan dalam 2-3 minggu terakhir ini, kasus kematian akibat COVID-19 rata-rata sebanyak 123 orang per minggunya. Ini lebih rendah dibandingkan rata-rata angka kematian tertinggi yakni 151 orang. Syahril menuturkan angka kematian akibat COVID-19 terus menurun sejak Agustus 2022.
"Ini menunjukkan data kematian per minggu sejak Agustus itu melandai," terang Syahril.
Lalu, melihat angka perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit terus menunjukkan penurunan. Bed Occupancy Ratio (BOR) terus mengalami penurunan dari angka 5 persen pada 10 September menjadi 4,8 persen saat ini.
Menuju endemi, Syahril menyampaikan Indonesia mengadopsi enam strategi WHO. Mulai dari mengomunikasikan risiko melalui sosialisasi kepada masyarakat bahwa pandemi COVID-19 masih ada dengan risikonya.
Lalu, melakukan vaksinasi dosis 1, dosis 2 hingga vakasinasi booster. Selanjutnya memastikan sistem pelayanan kesehatan dari hulu ke hilir sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan kasus.
Tak ketinggalah upaya pengendalian secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Secara khusus juga dilakukan penguatan upaya surveilans di Indonesia. Mulai dari transisi dari case-based nation whole survailance ke sentimel surveillance, melakukan integrasi survailens COVID-19.
Perlu juga menguatkan community based surveillance yang akan terintegrasi dengan Sistem Kewaspadaan Diri dan Respons (SKDR) yang ada di puskesmas.
“Kesiapan masyarakat untuk tetap waspada termasuk betul betul menyiapkan langkah kita menuju endemi, paling penting dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, termasuk disiplin memakai masker," kata Syahril. (*)