Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDARLAMPUNG - Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mendapatkan akses pendanaan yang selama ini sulit diperoleh kini bisa mendapat kemudahan oleh fasilitas pendanaan yang diberikan platform Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending berizin Otoritas Jasa Keuangan yang biasa disebut sebagai pinjaman online atau Pinjol P2P.
Tidak hanya proses digitalisasi yang membuatnya mudah dijangkau, syarat pengajuan di Pinjol P2P juga tidak memberatkan UMKM karena tanpa agunan.
Diketahui, banyak pelaku UMKM masuk dalam kategori unbanked dan underserved, atau belum bisa mengakses layanan keuangan formal. Akibatnya, Pinjol P2P menjadi solusi yang cepat dan mudah bagi UMKM mendapatkan pendanaan sebagai modal pengembangan usahanya. Terlebih Pinjol P2P menawarkan dana pinjaman untuk sektor produktif hingga Rp 2 miliar.
Salah satunya adalah PT The Lorry Online Indonesia atau Thelorry.com, unit usaha di bidang ekspedisi yang mendapat pendanaan awal Rp 500 juta melalui skema invoice financing dari platform Pinjol P2P GandengTangan.
Direktur Thelorry.com Resti Yani Fauzi, mengungkapkan, berkat kredit skor yang baik usahanya dipercaya untuk mendapatkan limit mencapai Rp 2 miliar.
Aasan memilih GandengTangan adalah karena prosedur pengajuan pinjamannya yang tergolong mudah dan fleksibel, selain itu pelayanan yang diberikan juga baik dengan bunga yang kompetitif, yaitu hanya 1,5% per bulan atau 18% per tahun.
Jika misalkan mengajukan pendanaan ke bank kita butuh agunan dan itu dibatasi sesuai nilai asset yang dimiliki. Misalkan agunan kita hanya Rp 1 miliar berarti hanya mendapatkan dana dengan nilai tersebut.
Adapun di P2P Lending kita bisa dapat limit sampai Rp 2 miliar. Jadi dengan tidak adanya agunan lebih memudahkan kita mengajukan pinjaman untuk modal usaha,” ungkap Resti saat menerima kunjungan media di lokasi usahanya, Jakarta, Kamis 21 Desember 2023.
Lanjut Resti, berkat pendanaan diberikan GandengTangan, Thelorry.com mampu meningkatkan penjualan hingga Rp 20 miliar per bulan dari yang awalnya hanya Rp 200 juta per bulan.
“Awalnya kita hanya fokus di bisnis B2C untuk membantu orang-orang yang ingin pindahan dengan menyediakan fasilitas mobil pickup atau mobil box," tandasnya.
Saat ini, sudah merambah ke B2B dan memperluas kerja sama sebagai mitra ekspedisi dari e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada. Oleh karena itu modal yang dibutuhkan lebih besar. Bisnis kita yang awal omsetnya hanya 200 juta, sekarang dari tahun ke tahun semakin bagus.
"Apalagi setelah pandemi minat masyarakat untuk belanja online semakin bertambah,” lanjut Resti.
Kemudahan dalam mengajukan pinjaman di Pinjol P2P selanjutnya disampaikan oleh Artha Cynthia, Owner Bengkel Motor Kamson nasabah dari platform EasyCash.
Dikisahkan Cynthia, sebelumnya karyawan di instansi pemerintah dan sempat bekerja juga sebagai tenaga pemasar untuk salah satu bank BUMN, hingga akhirnya memilih fokus untuk menjalankan usaha bersama suaminya, sembari mengurus anak di rumah.
Pinjaman dari EasyCash ini menjadi modal saya membuka usaha dan membantu operasional bengkel. Pertama kita mendapatkan modal Rp 8 juta, tahap kedua Rp 10 juta, dan terakhir ambil Rp 11 juta.
Jadi sudah tiga kali saya mengambil pinjaman untuk membuka bengkel dan semuanya murni modal dari EasyCash. Sebenarnya banyak aplikasi yang dipertimbangkan hingga akhirnya kita pilih EasyCash karena bunganya terbilang cukup rendah.
"Kita juga pernah mengajukan pinjaman ke KUR, semua berkas lengkap tetapi ternyata butuh jaminan,” ujar Cynthia.
Melalui modal usaha yang didapatkanya dari EasyCash, kini Cynthia telah berhasil membuka 4 cabang bengkel di wilayah Tangerang berikut dengan mempekerjakan 1 karyawan di setiap cabangnya.
Untuk omsetnya sendiri dari ketiga cabang bengkel yang sudah berjalan lebih dulu, kurang lebih mencapai Rp 30 juta per bulan.
Head Corporate Affairs EasyCash Wildan Kesuma, menjelaskan meskipun produk dari EasyCash saat ini masih berupa pendanaan multiguna, dari porsi pendanaan tersebut, tidak sedikit borrower yang memanfaatkannya untuk kegiatan produktif.
Dikatakan, Secara umum, Wildan menyebut jumlah borrower EasyCash saat ini kurang lebihnya mencapai 5 juta penerima dana sejak pertama didirikan pada 2017. Total pendanaan yang telah disalurkan EasyCash sampai November 2023 mencapai Rp 37,85 triliun.
Dalam mengajukan pendanaan, borrower perlu melengkapi data diri dan beberapa informasi yang dibutuhkan sehingga nanti akan keluar limit tertentu sesuai dengan risk assessment dari informasi yang diberikan tersebut.
"Jika track record atau performa pembayarannya bagus, tepat waktu, yang bersangkutan bisa mengajukan pinjaman dengan limit yang lebih tinggi seperti yang dilakukan oleh Bengkel Motor Kamson.
"Kita pastinya mendukung pengguna-pengguna kami yang mau menggunakan pendanaan untuk hal yang produktif. Kita akan terus bekerja sama dengan lembaga finansial yang ada di Indonesia untuk memastikan kapasitas pendanaan yang cukup bagi para borrower EasyCash,” jelas Wildan.(*)