Ekspor Indonesia Turun 5,08 Persen

2023-07-21T07:56:15.000Z

Penulis:Redaksi

Editor:Redaksi

Kementrian Perindustrian terus memantau pertumbuhan ekonomi global.
Kementrian Perindustrian terus memantau pertumbuhan ekonomi global.

JAKARTA – Kementrian Perindustrian terus memantau pertumbuhan ekonomi global. Hal ini berkaitan erat dengan upaya menghadapi dampak penurunan ekspor dan impor terhadap kinerja sektor industri manufaktur.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa secara keseluruhan, ekspor Indonesia pada Juni 2023 turun 5,08 persen   dibandingkan dengan Mei 2023, berada di angka Rp309 Triliun, dilansirPenurunan ekspor, baik di sektor migas maupun nonmigas, disebabkan oleh penurunan harga komoditas ekspor unggulan.

Diketahui Ekspor industri pengolahan nonmigas mengalami penurunan sebesar 2,24 persen , berada dingka Rp 229 Triliun, dibandingkan dengan Mei 2023. Meskipun demikian, secara volume, ekspor meningkat sebesar 13,94 persen   (month-to-month) menjadi 11,51 juta ton.

Industri manufaktur berkontribusi sebesar 74,01% terhadap total ekspor nasional pada Juni 2023, dengan nilai ekspor mencapai USD 15,25 miliar.

Sementara itu, nilai impor industri pengolahan nonmigas pada Juni 2023 juga menurun sebesar 17,26% (month-to-month), mencapai USD 13,66 miliar. Penurunan terbesar impor terjadi pada kelompok bahan baku dan penolong yang mendukung aktivitas produksi di dalam negeri.

“Sedangkan komoditas industri pengolahan nonmigas yang mengalami penurunan ekspor terbesar di Juni 2023 (m-to-m) antara lain industri logam dasar, industri alat angkutan lainnya, industri kertas dan barang dari kertas, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, industri karet, barang dari karet dan plastik, serta industri komputer, barang elektronik, dan optik,” ujar Febri Hendri Antoni Arif Juru Bicara Kementerian Perindustrian , dilansir kemenperin.go.id kamis,20 Juli 2023.

Penurunan ekspor Indonesia dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global, termasuk perlambatan pertumbuhan ekonomi di China negara tujuan ekspor utama Indonesia. Kondisi ekonomi di negara-negara tujuan ekspor dapat mengurangi permintaan atas produk-produk dari Indonesia.

Meskipun demikian, pemerintah masih optimis dengan kondisi pasar dalam negeri yang didukung oleh permintaan domestik yang kuat dan investasi yang berkelanjutan. 

Kemenperin mengupayakan pengambilan langkah-langkah strategis guna mendukung sektor industri dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang dapat berpengaruh pada industri pengolahan nonmigas di Indonesia.(*)