Penulis:Eva Pardiana
BANDUNG – Komisaris Independen PTPN III Holding, Sjukrianto Yulia, didampingi Komisaris Kasan dan Riyatno, meninjau Kebun Teh Rancabali, Ciwidey, Bandung, di sela Rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi PTPN III (Persero), Sabtu (4/10/2025).
Di kebun yang merupakan aset milik PTPN I Regional 2 tersebut, Sjukrianto mencermati penggunaan mesin panen teh tipe tunggal (single harvester) yang dioperasikan para pemetik teh. Didampingi Regional Head PTPN I Regional 2, Desmanto, Sjukrianto meminta seluruh lini lapangan di setiap unit kerja untuk terus mencari cara dan mengoptimalkan penggunaan teknologi paling efisien guna memaksimalkan produksi dan produktivitas.
Pernyataan itu disampaikan usai Sjukrianto berbincang dengan seorang pemetik teh di Afdeling 2 Kebun Rancabali. Sjukri—sapaan akrabnya—berdialog mengenai kenyamanan, keamanan, produktivitas, kecepatan, serta aspek teknis penggunaan mesin bertenaga baterai tersebut. Ia juga meminta pendapat pekerja mengenai efektivitas alat yang telah digunakan sejak 2022 itu.
“Tidak, Pak. Sejak menggunakan mesin ini, produksi kami meningkat jauh. Kalau dulu sehari hanya dapat 30–40 kilogram, sekarang bisa 150–170 kilogram. Penggunaannya juga lebih mudah karena tidak memakai bensin. Sebelumnya kami pakai mesin ganda, cukup cepat juga, tapi kurang praktis. Kalau saya, lebih senang pakai yang ini,” ujar Nenah, salah satu pekerja pemetik teh.
Dari hasil tinjauan dan dialog dengan pekerja, Sjukrianto menyampaikan apresiasinya kepada PTPN I Regional 2 yang telah beralih menggunakan single harvester. Ia menegaskan pentingnya penerapan teknologi di seluruh lini dan level perusahaan untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitas.
“Penggunaan single harvester di Rancabali ini adalah contoh kecil dari pemanfaatan teknologi. Kita harus mereplikasi model seperti ini, meskipun sederhana dan tidak terlalu spektakuler, namun terbukti lebih efektif, efisien, dan aman. Bayangkan, dari 30 kilogram per hari menjadi 170 kilogram, itu luar biasa. Kami mendorong semua lini untuk terus mencari cara paling efisien—jangan terlalu konservatif,” ujarnya.
Kunjungan Dewan Komisaris ini dimaksudkan untuk meninjau langsung kondisi operasional di lapangan serta memastikan implementasi program strategis perusahaan berjalan efektif. Lokasi tersebut menjadi proyek percontohan penerapan teknologi single harvester yang terbukti mampu meningkatkan produksi sekaligus menghemat biaya operasional, terutama dari sisi penggunaan bahan bakar minyak.
“Kami melihat komitmen kuat dari tim di lapangan. Kebun Rancabali memiliki potensi besar, dan penerapan teknologi pemetikan ini adalah langkah tepat untuk mengoptimalkannya. Kami berharap sinergi antara Holding dan Regional terus ditingkatkan agar target perusahaan tercapai dan perkebunan teh dapat dikelola secara efisien serta berkelanjutan,” kata Sjukrianto.
Sementara itu, Regional Head PTPN I Regional 2, Desmanto, menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan dukungan Dewan Komisaris terhadap berbagai langkah inovatif yang telah dilakukan.
“Penggunaan mesin pemetik tunggal di Afdeling 2 ini bukan hanya soal efisiensi produksi yang meningkat lebih dari empat kali lipat, tetapi juga upaya kami untuk meningkatkan kesejahteraan dan kinerja karyawan melalui alat bantu modern, sekaligus mendukung efisiensi biaya energi,” ujarnya. (*)