Penulis:Yunike Purnama
BEIJING - Data resmi yang dirilis pada bulan Januari oleh biro statistik nasional China menunjukkan bahwa pasar perumahan di kota-kota besar China terus mengalami penurunan harga.
Dari 70 kota besar dan menengah, 56 di antaranya mengalami penurunan harga jual properti baru, sementara 68 kota melaporkan penurunan harga jual untuk properti bekas.
Dilansir dari Xinhua Jumat, 23 Februari 2024, laporan tersebut mengungkap tren penurunan harga di empat kota besar, yaitu Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen. Harga rumah baru mengalami penurunan tipis sebesar 0,3% dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara itu tingkat penjualan rumah di kota-kota tersebut turun sebesar 1%, hal ini menunjukkan adanya tekanan pada aktivitas pasar.
Penurunan harga properti yang terjadi tidak hanya terbatas pada kota-kota tingkat besar di China, melainkan juga mencakup kota-kota menengah dan kecil. Data dari biro statistik mencatat penurunan harga di 31 kota menengah dan 35 kota kecil, menggambarkan tren merata di seluruh spektrum kota di negara tersebut.
Fenomena ini memberikan gambaran luas bahwa dampak penurunan harga properti sedang dirasakan di berbagai tingkatan perkotaan, mencerminkan kondisi pasar yang merata. “Faktor-faktor yang mungkin berkontribusi terhadap tren ini perlu dikaji lebih lanjut, dan implikasinya terhadap ekonomi dan industri properti perlu dipahami secara menyeluruh,” tulis Xinhua.
Perpanjangan tren ini menimbulkan kekhawatiran yang lebih dalam terkait kondisi pasar perumahan di negara tersebut. Penurunan harga yang konsisten dapat mencerminkan berbagai faktor, termasuk ketidakstabilan ekonomi, perubahan regulasi, atau pergeseran dalam permintaan dan penawaran.
Dampak dari tren ini dapat dirasakan oleh berbagai pihak, termasuk pengembang properti, pemilik rumah, dan sektor keuangan. Oleh karena itu, pemantauan dan analisis lebih lanjut terhadap dinamika pasar perumahan di China menjadi penting untuk memahami implikasinya secara menyeluruh terhadap ekonomi dan masyarakat
Dengan kondisi pasar yang masih lemah pada bulan Januari, para ahli ekonomi dan analis memperkirakan bahwa penurunan harga rumah mungkin berlanjut di bulan-bulan mendatang.
Pemerintah China kemungkinan akan dihadapkan dengan tantangan untuk merumuskan kebijakan yang dapat memacu pertumbuhan pasar perumahan dan sekaligus menjaga stabilitasnya. Bagaimanapun, situasi ini tetap perlu dipantau secara cermat karena memiliki dampak potensial pada sektor properti dan ekonomi secara keseluruhan.(*)