BRIN Teliti Aksara Lampung dalam Manuskrip Kuno Lampung

2022-11-02T22:21:51.000Z

Penulis:Eva Pardiana

IMG_20221102_190108.jpg
Pengambilan data lapangan manuskrip-manuskrip kuno oleh tim BRIN dilakukan sejak tanggal 17–31 Oktober 2022 di tiga kabupaten, yaitu Lampung Timur, Tanggamus, dan Pesisir Barat.

BANDAR LAMPUNG – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Kantor Bahasa Provinsi Lampung melakukan penelitian yang berjudul “Pemetaan aksara Lampung dalam Manuskrip Kuno Lampung”.

Penelitian tersebut berfokus pada variasi aksara Lampung yang terdapat dalam manuskrip kuno Lampung. Pengambilan data lapangan dilakukan sejak tanggal 17–31 Oktober 2022 di tiga kabupaten, yaitu Lampung Timur, Tanggamus, dan Pesisir Barat.

Riset dilakukan oleh lima orang periset dari Pusat Riset Manuskrip Literatur dan Tradisi Lisan, yaitu AS Rakhmad Idris, Zulkarnain Yani, Harits Fadlly, Diah Meutia Harum, Devi Fauziyah Ma’rifat dan satu orang periset dari Pusat Riset Preservasi Bahasa dan Sastra, Evi Maha Kastri, serta filolog Lampung dari Kantor Bahasa Provinsi Lampung, Lisa Misliani.

"Penelitian tersebut diharapkan menghasilkan edisi teks dan peta variasi aksara Lampung di dalam manuskrip kuno Lampung," ungkap salah satu periset, Diah Meutia Harum, Rabu, 2 November 2022.

Pemetaan variasi aksara Lampung ini mengambil data salah satunya dengan mewawancarai informan. Di Kabupaten Lampung Timur, periset mengunjungi pemilik manuskrip kuno, Muhammad Zakwan. Ia memiliki banyak naskah beraksara Lampung.

Manuskrip-manuskrip tersebut banyak yang ditulis pada kulit kayu halim. Kondisi manuskrip miliknya umumnya masih baik dan bisa dibaca. Naskah-naskah tersebut belum pernah dipublikasikan.

Menurut Zakwan, manuskrip miliknya sebagai penanda bahwa masyarakat Lampung di masa lalu sudah maju karena memiliki naskah tertulis. Di Kabupaten Tanggamus, juga ditemukan manuskrip beraksara Lampung yang ditulis pada sebuah tanduk kerbau milik Dalom Basori.

Akan tetapi, kondisi tanduk tersebut dalam keadaan rusak dan keropos dimakan cuaca. Selain melakukan pemetaan aksara lisan, periset juga melakukan dokumentasi terhadap manuskrip kuno yang ditemukan agar teks yang terdapat di dalamnya terekam dan dapat dipelajari. (*)