Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
BANDAR LAMPUNG - Bisnis Paylater di Asia Pasifik mencatat pertumbuhan yang kuat selama empat kuartal terakhir. Hal ini didukung oleh penetrasi e-commerce yang meningkat seiring dengan dampak perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan data penerbit paylater yang terkumpul, transaksi paylater di wilayah tersebut diperkirakan akan tumbuh sebesar 45,3% yoy mencapai US$ 201,9 miliar pada tahun 2022.
"Pertumbuhan jangka menengah dan panjang industri paylater di Asia Pasifik tetap kuat," tulis riset dari Research and Markets dikutip dari Yahoo Finance, Selasa, 25 Oktober 2022.
Adopsi pembayaran paylater diperkirakan akan terus tumbuh. Tercatat tingkat pertumbuhan per tahun (CAGR) pada periode 2022 - 2028 diperkirakan mencapai 25,3% selama 2022-2028.
Bahkan akumulasi nilai pembelian (GMV) melalui paylater di kawasan ini akan meningkat dari US$ 139,0 miliar pada tahun 2021 menjadi US$ 782,9 miliar pada tahun 2028. Pasar paylater di kawasan ini juga mengalami pertumbuhan yang kuat selama empat hingga enam kuartal sebelumnya.
Perusahaan paylater teratas di dunia berbasis di Asia seperti Singapura, Indonesia, Malaysia, Australia, India, dan China. Semua pemain utama melihat permintaan yang tinggi pada transaksi paylater.
Australia telah menjadi salah satu pengguna awal metode pembayaran paylater secara global. Ledakan popularitas paylater selama pandemi global telah membuat banyak perusahaan jasa keuangan tradisional, termasuk bank, dengan cepat pindah ke bisnis ini.
Mereka bekerja sama dengan penyedia paylater yang sudah mapan meskipun pada awalnya masih ragu-ragu tentang regulasi terhadap metode pembayaran ini.
Afterpay, perusahaan yang berbasis di Australia, yang telah diakuisisi Square ini, membuat terobosan di segmen ritel fisik dengan mengintegrasikan metode pembayaran paylater dengan solusi pembayaran di dalam toko yang ditawarkan oleh Square.
Penyedia paylater lain juga memperluas layanan mereka ke dalam kategori produk baru untuk mendorong pertumbuhan di tengah meningkatnya persaingan. Pada Maret 2022, Fupay, perusahaan fintech Australia ini memperluas produk paylater untuk pembayaran bensin dan bahan makanan.
Setelah berkembang pada 2021, pemain paylater domestik juga mengumumkan kemitraan baru di sektor bahan bakar dan bahan makanan dengan United Petroleum, IGA Marketplace, dan Foodworks.
Langkah ini dilakukan di tengah ekspansi layanan pembayaran secara menyeluruh, karena perusahaan fintech yang baru muncul terus bersaing dan menantang bank-bank besar.
Bersama dengan pemain baru, raksasa global mapan seperti Afterpay juga meluncurkan layanan ini di berbagai segmen. Pada Maret 2022, Afterpay menjalin kerja sama strategis dengan DoorDash, salah satu platform pengiriman makanan global terkemuka.
Di bawah aliansi strategis, pelanggan DoorDash dapat menggunakan layanan paylater yang ditawarkan oleh Afterpay saat memesan makanan dari agregator.
Pemain paylater mengharapkan tren pertumbuhan lebih jauh untuk memperluas layanan ke lebih banyak kategori produk di tengah persaingan yang berkembang di pasar Australia.
Tingginya potensi pertumbuhan yang ditawarkan pasar China juga menarik minat investor asing untuk masuk ke industri tersebut. Beberapa pemain paylater global terkemuka, seperti Afterpay dan Klarna bahkan telah berinvestasi di China. (*)