UMKM
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut ada tantangan dalam pengembangan UMKM terlibat dalam transformasi digital. Namun, ia sendiri memiliki cara jitu dalam mendorong digitalisasi di sektor UMKM tersebut.
Berbagai keterbatasan pelaku UMKM termasuk perizinan hingga akses terhadap sektor digital jadi tantangan yang kini dihadapi.
Meski, telah diakui ada perkembangan yang positif terdampak dari pola baru penjualan selama pandemi Covid-19. Tapi nyatanya itu tidak berperan begitu besar.
“Tentu cara untuk mempromosikan UMKM dalam digital transformasi tak selalu mudah. Kita punya beberapa tantangan dalam mengejar hal itu. Misalnya, kemampuan ekonomi, literasi keuangan dan digital, dan terbatasnya akses terhadap teknologi digital serta infrastruktur,” katanya dalam International Seminar on Digital Transformation for Financial Inclusion of Women, Youth, dan MSMEs to Promote Inclusive Growth.
“Untuk itu, BI memiliki program inklusif untuk golongan rentan dan penduduk indonesia secara umum untuk bisa memudahkan akses, setidaknya ada tiga hal penting,” imbuhnya.
Pertama, melalui dukungan pengembangan ekonomi. pihaknya mendorong penguatan ekonomi untuk mewujudkan mimpi para pelaku UMKM khususnya usaha mikro. Kedua, pengembangan kapasitas UMKM yang akan mengkonsentrasikan dan mengembangkan inovasi serta digitalisasi dalam proses bisnis.
“Dan untuk meningkatkan competitiveness UMKM, BI juga punya program peningkatan kapasitas manajemen finansial dan literasi finansial serta edukasi keamanan konsumen,” katanya.
Ketiga, harmonisasi kebijakan. Ia mengaku mendukung harmonisasi kebijakan pemerintah guna mendorong UMKM untuk mengimplementasikan aturan kerja dan mempermudah proses perizinan usaha.
“Diantaranya aturan yang mendorong untuk UMKM mengembangkan pasarnya, dan dukungan e-commerce oleh BI baik di sektor domestik termasuk perizinan hingga transaksi digital,” katanya.
“Digitalisasi adalah game changer dan cara untuk kita untuk bangkit dari pandemi untuk membangun lebih besar inklusivitas di keuangan kita. Ini jadi sektor kritikal untuk bisa menyeimbangkan segalanya. Para pembuat kebijakan harus bisa melakukan mitigasi,” terangnya.
Sebelumya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan digitalisasi memiliki peran penting dalam pengembangan UMKM. Ini menyangkut cara UMKM untuk bangkit dari kondisi pandemi covid-19.
Ia mengakui UMKM di Indonesia dan negara lainnya mampu bertahan dari dampak negatif pandemi akibat adanya transformasi digital. Meski dibarengi juga dengan berbagai tantangan yang menghampirinya.
“Digital platform memiliki peran penting untuk mengangkat bangkit UMKM, digitalisasi membantu untuk mendorong target penjualan sekaligus mengakselerasi inklusi keuangan,” kata Perry dalam International Seminar on Digital Transformation for Financial Inclusion of Women, Youth, dan MSMEs to Promote Inclusive Growth.
Ia pun mengakui BI konsisten dalam mengembangakan UMKM. Dalam hal ini, ia berpegang pada tiga pilar, yakni korporatisasi, pengembangan kapasitas, dan fasilitas pembiayaan.
“Diluar itu BI juga mendorong UMKM menuju akses transformasi digital yang inklusif, dan mendukung masuk terlibat dalam value chain untuk ekosistem digital,” katanya.
“Sehingga bisa memperluas pasarnya, tak hanya dalam negeri tapi juga ke pasar global,” imbuhnya.
Ia menyebut, dalam dukungannya itu ditekankan pada dua hal. Yakni demand atau permintaan dan suplai. Di sisi demand, pihaknya mendorong peningkatan UMKM untuk bisa lebih kompetitif serta mendrong digitalisasi dalam proses bisnisnya.
“Sementara dari sisi suplai kita bantu dalam memfasilitasi infrastruktur dan mendorong transformasi digital, salah satunya dicontohkan dengan adanya QR Indonesia Standard (QRIS). Ini sangat membantu proses bisnis UMKM,” terangnya.
Ia menyebut, penggunaan QRIS menjadi salah satu pintu masuk bagi pelaku UMKM untuk melirik ekosistem digital. UMKM bisa mengakselerasi inklusi keuangan. Hingga saat ini diakuinya, sudah ada 16,1 juta merchant yang menggunakan QRIS, dimana 89 persen diantaranya adalah UMKM.
“Tentu ini cara untuk mempromosikan UMKM dalam transformasi digital tak selalu mudah, kita punya banyak tantangan,” katanya.