BI Catat Inflasi Juli 2023 Terjaga Rendah

2023-08-02T12:23:18.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

IMG_1159.webp

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan inflasi pada Juli 2023 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 3,0+1%. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli 2023 tercatat 0,21% (mtm). Sehingga secara tahunan menjadi 3,08% (yoy), lebih rendah dari level sebelumnya yang tercatat 3,52% (yoy).

Inflasi yang terjaga dalam kisaran tersebut tidak terlepas dari konsistensi kebijakan moneter. Eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) juga menjadi faktor. 

Bank Indonesia meyakini ke depannya inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5%±1% pada 2024. Sementara inflasi inti pada Juli 2023 tercatat 0,13% (mtm), relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu 0,12% (mtm). 

Perkembangan tersebut disokong terutama inflasi komoditas biaya sekolah sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru sekolah.  Secara tahunan, inflasi inti Juli 2023 tercatat sebesar 2,43% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yaitu 2,58% (yoy).

Kelompok volatile food Juli 2023 tercatat mengalami penurunan dengan inflasi 0,17% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,44% (mtm). Perkembangan tersebut disokong terutama oleh deflasi pada komoditas bawang merah dan cabai rawit. 

Untuk penurunan inflasi lebih lanjut tertahan oleh inflasi pada komoditas daging ayam ras, cabai merah, dan bawang putih. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami deflasi 0,03% (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yaitu 1,20% (yoy).  

Terakhir, kelompok administered prices pada Juli 2023 tercatat lebih tinggi dari bulan sebelumnya dengan inflasi sebesar 0,44% (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,02% (mtm).

Perkembangan ini dipengaruhi oleh faktor utama yaitu inflasi tarif angkutan udara dan rokok kretek filter akibat peningkatan mobilitas saat libur sekolah dan berlanjutnya transmisi kenaikan tarif cukai tembakau. 

Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices terus mengalami penurunan menjadi 8,42% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 9,21% (yoy).(*)