Berhasil Lunasi Hutang? Berikut Financial Planning yang Harus Anda Lakukan

BANDARLAMPUNG - Berhasil melunasi utang juga menjadi salah satu kepuasan bagi sebagian orang. Dengan melunasi utang, Anda akan terbebas dari stres untuk terus menerus membayar utang setiap bulan dan mencari cara untuk menghasilkan uang yang cukup untuk melunasinya.

Lalu, pertanyaan selanjutnya adalah apa yang harus dilakukan ketika utang sudah lunas? Simak penjelasannya berikut ini.

• Ketua Komisi IV DPRD Bandarlampung Rizaldi Ardian Tanggapi Maraknya Pungutan Sukarela Komite Sekolah
• Insentif Ketua RT, Linmas dan Babinsa Macet, Ini Tanggapan Pemkot
• Laporan Hasil Pemeriksaan 2022 Predikat WDP, Ini Tanggapan BPKAD

1. Lanjutkan menganggarkan keuangan

Anda mungkin merasa lega setelah terbebas dari utang. Anda mungkin juga tidak ingin terus menerus mengkhawatirkan soal uang, tapi jika Anda berhenti memperhatikan bagaimana Anda membelanjakan uang Anda, Anda mungkin akan kembali terlilit utang. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk segera menganggarkan keuangan agar Anda bisa mencapai tujuan keuangan Anda seperti membangun portofolio investasi, membangun dana darurat, atau membeli rumah.

2. Tingkatkan dana darurat

Membangun dana darurat harus menjadi prioritas pertama Anda terutama setelah terbebas dari utang. Anda harus menabung dana darurat setidaknya sampai jumlahnya bisa untuk menghidupi Anda selama enam bulan. Hal itu dilakukan agar ketika enam bulan sumber penghasilan utama Anda hilang, Anda tetap bisa bertahan hidup.

3. Tingkatkan tabungan pensiun

Tujuan finansial lainnya yaitu meningkatkan tabungan pensiun. Setelah Anda melunasi utang, Anda bisa mengalokasikan uang ekstra yang sebelumnya untuk melunasi utang, sekarang bisa digunakan untuk dana pensiun.

4. Perbarui rencana keuangan

Setelah memastikan kemungkinan baik dan buruk yang terjadi di masa depan, selanjutnya Anda bisa menyegarkan rencana keuangan Anda. Rencana keuangan sangat penting untuk dibuat karena jika Anda bergerak tanpa rencana, Anda akan mengembangkan kebiasaan belanja yang buruk atau justru mengarah pada keputusan keuangan yang tidak bertanggung jawab. (*)