Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan rata-rata nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia dapat menembus angka Rp12,25 triliun pada 2024. Target tersebut naik dibandingkan target tahun ini sebesar Rp10,75 triliun.
Hal itu tertulis dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan BEI tahun 2024. Selain itu, BEI menargetkan penerbitan efek tahun depan mencapai 230. “Kami juga menargetkan 2 juta tambahan investor baru di pasar modal sepanjang 2024,” ujar Iman dalam keterangannya, dikutip Senin, 20 November 2023.
Sejumlah target yang ditetapkan BEI menggambarkan optimisme pertumbuhan pasar modal di Tanah Air. Sebagai informasi, sejumlah target yang dipatok BEI tahun ini pun sudah terlewati. Hingga 15 November, jumlah efek baru yang tercatat telah mencapai 311. Angka itu jauh melampaui target yang dipatok BEI sebanyak 200 pencatatan efek.
Jumlah aksi korporasi dari perusahaan yang mencari dana segar melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham juga membeludak sepanjang 2023. “Jumlah pencatatan saham baru ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah dengan fundraise mencapai Rp 53,1 triliun,” jelas Iman.
Merujuk data EY Global IPO Trends Kuartal III 2023, BEI menduduki peringkat ke lima dari sisi jumlah IPO di pasar global dan posisi tujuh dari sisi pendanaan yang diperoleh dari IPO. Selain itu, BEI mencatat terdapat 1,6 juta investor baru yang masuk ke pasar modal sepanjang 2023.
Adapun jumlah total investor di pasar modal Indonesia saat ini mencapai 11,9 juta, naik hingga lima kali lipat dalam lima tahun terakhir. Belum lama ini, BEI juga mencapai tonggak sejarah baru dengan mencatatkan 901 emiten atau perusahaan terdaftar.
Prestasi ini terwujud usai tiga perusahaan resmi menjadi bagian dari pasar modal pada Rabu, 8 November 2023. Ketiga perusahaan yang dimaksud adalah PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS), PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI), dan PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM).
Jumlah 901 emiten menjadi angka tertinggi dalam sejarah BEI. Jumlah tersebut akan terus bertambah sebab masih ada sekitar 20 perusahaan dalam pipeline yang akan mendaftar dalam waktu dekat.(*)