ojk
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat setidaknya ada 30 perusahaan yang berencana mencatatkan efek bersifat utang (obligasi) dan sukuk senilai Rp44,9 triliun per 3 Juni 2022.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dari pipeline tersebut terdapat rencana penerbitan 36 emisi. Dengan begitu, ia menilai, hal tersebut mengindikasikan minat perusahaan yang berencana melakukan pendanaan di pasar modal cukup kondusif.
“Berdasarkan data pipeline Efek yang akan dicatatkan di BEI, mengindikasikan minat perusahaan yang berencana melakukan pendanaan melalui pasar modal, baik berupa Saham, Efek Bersifat Utang dan Sukuk kondusif,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip Selasa, 7 Juni 2022.
Sampai dengan 3 Juni 2022, jumlah perusahaan maupun nilai fundraising yang berada pada pipeline pencatatan Saham, Efek Bersifat Utang dan Sukuk mengalami peningkatan secara rata-rata sekitar 50 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun Nyoman juga mencatat, di periode yang sama juga, terdapat 33 Perusahaan yang berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue dengan perkiraan dana yang akan dihimpun Rp25,2 triliun.
Berikut sektor-sektor perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan Efek Bersifat Utang dan Sukuk adalah sebagai berikut :
17 Perusahaan dari sektor Financials
3 Perusahaan dari sektor Infrastructures
1 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
2 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
3 Perusahaan dari sektor Industrials
2 Perusahaan dari sektor Basic Materials
1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic
1 Perusahaan dari sektor Energy. (*)