Asing Ramai-ramai Koleksi Sektor Keuangan, Berikut Rekomendasi Saham Indo Premier Minggu Ini

2023-07-03T11:20:14.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Ilustrasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Ilustrasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.

JAKARTA - Market pada pekan lalu yang hanya berlangsung selama 2 hari karena ada cuti bersama Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah berhasil menguatkan IHSG sebesar 0.3% dengan penguatan terbesar di sektor keuangan sebesar 1.8%, infrastruktur 0.3% dan konsumen primer 0.2%. Sementara itu, sektor yang melemah pada pekan lalu yakni sektor energi -3.0%, teknologi -0.8% dan transportasi & logistik sebesar 0.7%.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Mino menjelaskan ada sentimen positif yang membuat IHSG berhasil bertengger di zona hijau, yakni adanya aksi beli investor asing.

"Meskipun perdagangan hanya berjalan selama dua hari, namun asing mencatatkan pembelian bersih Rp0.27 triliun di pasar regular," tegasnya pada Senin, 3 Juli 2023.

Ia menambahkan asing banyak melakukan pembelian bersih di beberapa saham antara lain BMRI (Rp254 miliar), ICBP (Rp129 miliar), BBRI (Rp125 miliar), MFIN (Rp104 miliar), BBCA (Rp49 miliar dan BBNI (Rp43 miliar). Dengan pembelian bersih tersebut maka YTD asing net buy Rp22.22 T.

Sementara itu, sentimen negatif yang membuat market tidak bisa melaju lebih kencang yakni pendeknya hari perdagangan. Ia berpendapat untuk mengambil keputusan trading atau investasi orang cenderung wait and see. Mereka mager (malas gerak) dan sudah kepikiran untuk liburan.

Berbicara tentang potensi market pada minggu ini, trader saham diimbau untuk memerhatikan sentimen domestik dan eksternal. Dari domestik Mino menyebutkan data manufaktur, data inflasi dan data cadangan devisa.

"Data manufaktur Juni sudah keluar di level 52.5 yang berarti positif. Manufaktur kita kembali ekspansif untuk ke-22 kalinya secara berturut-turut."

Sentimen berikutnya yakni data inflasi. Ia menjelaskan inflasi Juni 2023 diprediksi akan kembali turun menjadi 3.62% yoy dari sebelumnya 4.00 % yoy. Sementara itu, inflasi inti juga diprediksi akan turun menjadi 2.64% yoy dari sebelumnya 2.66% yoy.

Sentimen domestik terakhir yang perlu diperhatikan yakni data cadangan devisa, dimana pada Mei lalu cadangan devisa mengalami penurunan dari US$144.2 miliar menjadi US$139.3 miliar karena adanya pembayaran utang pemerintah.

"Meskipun turun, cadangan devisa tersebut dinilai Bank Indonesia masih tinggi seiring kecukupannya untuk membiayai impor selama 6 bulan, dua kali lipat dari standar kecupukan international selama tiga bulan."

Sementara itu sentimen eksternal yang perlu diperhatikan yakni FOMC minutes, non-farm payrolls dan perkembangan harga komoditas.

"Pada pertemuan bulan lalu the Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5.25%, namun memberikan sinyal adanya kemungkinan tambahan kenaikan suku bunga sebanyak dua kali masing-masing 25 bps."

Ia menambahkan dalam testimoninya Gubernur The Fed kembali menegaskan bahwa usaha untuk menekan angka inflasi ke kisaran dua persen masih jauh dari kata selesai. The Fed juga tidak menutup kemungkinan hanya akan menahan suku bunga, jika angka inflasi lebih baik dari perkiraan (tergantung data ekonomi).

Selanjutnya dijelaskan, non-farm payrolls Juni diprediksi akan bertambah sebanyak 225K lebih rendah dari penambahan bulan sebelumnya sebanyak 339K.

"Dengan penambahan tersebut diharapkan angka tingkat pengangguran tidak mengalami perubahan yaitu berada di level 3.7%. Sementara itu upah per jam pertumbuhannya diprediksi akan melambat menjadi 4.2% yoy dari sebelumnya 4.3% yoy."

Tertopang data inflasi dan sentimen lainnya pada minggu ini, Indo Premier merekomendasikan 15 saham untuk trading #CariBebasmu hingga 7 Juli 2023 mendatang yakni BBRI (Support: 3.300, Resistance: 5.550), BMRI (Support: 5.075, Resistance: 5.325), BBCA (Support:9.000, Resistance: 9.300), BBNI (Support: 8.975, Resistance: 9.300), ARTO (Support: 2.900, Resistance: 3.400), INDF (Support: 7.250, Resistance: 7.500), ICBP (Support: 11.050, Resistance: 11.575), ACES (Support:650, Resistance: 705), ELSA (Support:324, Resistance: 344), JSMR (Support:3.630, Resistance: 3.950), TLKM (Support: 3.920, Resistance: 4.070), EXCL (Support: 1.890, Resistance: 2010), PWON (Support: 480 , Resistance:496), SSIA (Support:446, Resistance: 500) dan SCMA (Support: 155, Resistance: 168).(*)