April 2021, Lampung Deflasi -0,17 Persen

2021-05-03T19:16:29.000Z

Penulis:Yunike Purnama

1256.jpg
Komoditas cabe rawit penyumbang deflasi terbesar Provinsi Lampung pada April 2021

Kabarsiger.com, BANDARLAMPUNG - Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Lampung pada April 2021 mengalami deflasi yaitu sebesar -0,17% (mtm), sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,20% (mtm).

Deflasi April 2021 juga rendah dari rata-rata inflasi April dalam 3 (tiga) tahun terakhir sebesar 0,15% (mtm).

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Lampung Budiharto Setyawan mengatakan, pencapaian tersebut juga lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional dan Sumatera yang masing-masing tercatat mengalami inflasi sebesar 0,13% (mtm) dan 0,09% (mtm).

Secara tahunan, inflasi Provinsi Lampung tercatat sebesar 1,75% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional yaitu sebesar 1,42% namun lebih rendah dari inflasi tahunan Sumatera yaitu sebesar 1,94% (yoy).

Secara spasial, dibandingkan 90 kota perhitungan inflasi nasional, inflasi Kota Bandar Lampung dan Kota Metro pada bulan April 2021 tergolong relatif rendah dan masing-masing menempati urutan ke-82 dan ke-79.

"Dilihat dari sumbernya, terjaganya tekanan inflasi pada bulan April 2021 didorong oleh penurunan tekanan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar -0,24% (mtm),"paparnya, Senin (3/5/2021).

"Adapun komoditas penyumbang deflasi terbesar antara lain cabai rawit, cabai merah, beras, cumi-cumi dan bawang merah dengan andil masing-masing sebesar -0,19%, -0,12%, -0,05%, -0,03% dan -0,02%,"lanjutnya.

Penurunan harga yang terjadi pada komoditas aneka cabai seperti cabai rawit dan cabai merah didorong oleh terus meningkatnya pasokan aneka cabai, seiring dengan telah masuknya masa panen dan di tengah musim hujan yang juga sudah mereda.

Sementara itu, berlanjutnya penurunan harga beras disebabkan oleh masuknya masa panen raya beras di Provinsi Lampung.

Di sisi lain penurunan harga komoditas cumi-cumi didorong oleh mulai terjaganya pasokan yang didorong oleh meningkatnya hasil tangkapan yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang relatif kondusif.  

Lebih lanjut, penurunan harga dari komoditas bawang merah didorong oleh terus membaiknya pasokan bawang merah yang terutama berasal dari sentra produksi di Brebes.

Meski demikian, deflasi yang lebih dalam pada periode April 2021 tertahan oleh inflasi yang terjadi pada sebagian komoditas di antaranya rokok kretek filter, jeruk, televisi berwarna, telur ayam ras, baju kaos berkerah anak dengan andil masing-masing sebesar 0,05%, 0,04%, 0,02%, 0,01% dan 0,01%.

Kenaikan harga rokok kretek filter disebabkan oleh peningkatan harga dari distributor yang didorong oleh peningkatan tarif cukai rokok sebesar 12,5%.

Sementara itu peningkatan komoditas jeruk disebabkan oleh berkurangnya pasokan seiring belum masuknya masa panen untuk komoditas jeruk.

Di sisi lain meningkatnya tekanan harga pada komoditas televisi berwarna didorong oleh kenaikan harga bahan baku impor yang relatif tinggi seperti plastik dan panel LED.

Sementara itu memasuki Ramadhan, meningkatnya permintaan mendorong peningkatan harga pada komoditas telur ayam ras.  Sedangkan untuk komoditas baju kaos berkerah anak, beberapa produsen meningkatkan harga penjualan menjelang memasuki hari raya Idul Fitri.(*)