Dolar AS
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
JAKARTA - Harga emas dunia terus berada di level tertinggi dalam sepekan terakhir, termasuk pada penutupan perdagangan waktu setempat (Selasa WIB). Penurunan ini imbas pelemahan kurs dolar AS dan sentimen penghindaran risiko (risk off) di pasar ekuitas.
Hal tersebut mengangkat permintaan terhadap logam mulia yang dinilai lebih aman bagi investor. Dilansir dari Reuters Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat USD9,2 atau 0,52 persen menjadi USD1.776,60 per ons.
Akhir pekan lalu, emas berjangka naik moderat USD1,4 atau 0,08 persen menjadi USD1.758,40. Sementara itu, emas berjangka melambung USD34,1 atau 1,98 persen menjadi USD1.757 pada Kamis, 30 September 2021 setelah merosot USD14,6 atau 0,84 persen menjadi USD1.722,90 pada Rabu, 29 September dan jatuh USD14,5 atau 0,83 persen menjadi USD1.737,50 pada Selasa, 28 September.
"Kami melihat lebih banyak penghindaran risiko di pasar dan emas tampaknya mendapat manfaat dari itu. Cukup sering kita melihat dolar berjalan dengan baik dalam kondisi ini yang menyeret emas, tetapi kita melihat yang sebaliknya hari ini. Mungkin investor menjadi sedikit gelisah tentang bank sentral yang menarik stimulus pada waktu yang tidak pasti untuk ekonomi," kata analis Oanda, Craig Erlam.
Adapun indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang saingannya turun 0,3 persen, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Indeks-indeks utama Wall Street juga jatuh karena investor beralih dari saham teknologi dalam menghadapi kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah, sementara kekhawatiran baru perang dagang AS-Tiongkok dan Taiwan turut menambah kekhawatiran investor.
Di sisi lain, logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 10,8 sen atau 0,48 persen menjadi USD22,644 per ons. Platinum untuk pengiriman Januari turun USD12 atau 1,23 persen menjadi USD961,6 per ons.(*)