Aksi Bela Palestina Besok, Diprediksi Dihadiri 2 Juta Orang

2023-11-04T21:38:16.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia akan menggelar Aksi Akbar Bela Palestina yang berlangsung di Monumen Nasional (Monas).
Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia akan menggelar Aksi Akbar Bela Palestina yang berlangsung di Monumen Nasional (Monas).

JAKARTA - Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia akan menggelar Aksi Akbar Bela Palestina yang berlangsung di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Minggu (5/11) sejak pagi pukul 05.30 WIB hingga 10.00 WIB.

Akan ada sejumlah orasi dari para tokoh-tokoh lintas agama termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Besok itu adalah kita akan kumpul di Monas tanggal 5, bahwa masyarakat Indonesia, pemerintah, rakyat mengutuk dan marah terhadap apa yang dilakukan Israel di Palestina," kata Ketua MUI Bidang Dakwah Cholil Nafis dikutip dari CNN Indonesia.

Cholil menyatakan aksi ini untuk mengutuk tindakan keji Israel terhadap rakyat Palestina baru-baru ini. Baginya, tindakan tersebut sudah menyangkut kemanusiaan dan bukan lagi persoalan agama.

Dari aksi ini, ia berharap ada respons dari negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja sama Islam (OKI) maupun negara lainnya untuk bergerak membantu Palestina.

"Kita suarakan kepada dunia bahwa masyarakat Indonesia semua lapisannya menolak, marah dan mengutuk penjajahan Israel itu," kata dia.

Cholil lantas mengimbau supaya ormas-ormas keagamaan maupun sosial bisa hadir pada aksi tersebut. Ia pun tak mempersoalkan tiap-tiap ormas membawa atribut masing-masing asalkan tak bertentangan dengan NKRI.

"Kami tak mau ada bendera atribut yang bertentangan dengan NKRI kita. Tak boleh ada yang provokasi," kata dia.

Akan dihadiri 2 juta orang

Di tempat yang sama, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, Ketua MPR dan DPR serta para pimpinan ormas-ormas keagamaan dijadwalkan akan hadir pada aksi tersebut untuk memberikan orasinya.

Ia juga mengatakan estimasi massa yang hadir sekitar dua juta orang.

"Ini adalah yang tadi saya sebut sebagai ungkapan nurani kebangsaan dan kemanusiaan," kata Sudarnoto.

"Dua juta. Insyallah dua juta akan kita hadirkan. Jadi ini sudah beberapa kali demo. Dan ini demo dua juta. Ini hak publik tak boleh dilarang-larang," tambahnya.

Sudarnoto menegaskan aksi ini bertujuan sebagai tekanan publik untuk melawan penjajahan Israel. Baginya, Israel telah melakukan genosida dan kejahatan perang terhadap warga Palestina.

"Sehingga harus ada langkah penting. Tekanan publik ya. Insya Allah ini jadi kekuatan penekan penting. Dan MUI sudah sampaikan surat resmi ke OKI soal kekejaman Israel. dan saya juga mendesak menyeret Netanyahu ke Mahkamah Internasional," kata dia.

Di tempat yang sama, Sekretaris PGI Jimmy Sormin juga mendukung digelarnya Aksi Bela Palestina ini. Ia mengatakan PGI selama ini sudah menjadi penggerak secara global yang menolak penjajahan terhadap bangsa Palestina.

"Persoalan ini bukan persoalan keagamaan yang disampaikan sebagian kelompok. Padahal di Gaza sendiri ada gereja tertua yang di bom oleh rudal oleh Israel warga Kristen juga banyak meregang nyawa atas serangan Israel tersebut," kata Jimmy.

Jimmy menegaskan kabar Israel menolak melakukan gencatan senjata akan menjadi malapetaka bagi saudara-saudara di Palestina dan Gaza. Baginya, aksi keji Israel tersebut sudah menjadi bagian dari persoalan kemanusiaan.

"Kami diamanatkan UUD 1945 tak boleh ada penjajahan di atas dunia ini. Kami akan ambil bagian," kata dia.

Pemerintah penjajah Israel belakangan ini semakin ganas menghancurkan Jalur Gaza dengan serangan daratnya yang berlangsung sejak Jumat (27/10) dan menewaskan lebih dari 8.500 warga, terutama anak-anak.

Israel beralasan bahwa serangan yang dilakukan menargetkan pasukan Hamas di Jalur Gaza. Namun, pada kenyataannya serangan rudal-rudal Israel juga menyasar tempat warga sipil berada, seperti rumah sakit, kamp pengungsian, dan pemukiman warga.(*)