Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDARLAMPUNG - Semua orang tentunya memiliki keinginan untuk hidup bahagia dan sejahtera. Meski begitu, penting juga untuk memahami bahwa hidup yang bahagia dan sejahtera tidak selalu berarti bebas dari masalah atau kesulitan.
Karena tantangan dalam hidup pasti terjadi, tetapi cara seseorang menanggapi dan mengelola tantangan tersebut dapat memainkan peran besar dalam tingkat kebahagiaan dan kesejahteraan mereka.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Proceedings of the National Academy of Sciences menyebutkan empat pilar psikologis kesejahteraan diantaranya adalah kesadaran, koneksi, wawasan, dan tujuan.
Dalam menghadapi meningkatnya masalah kesehatan mental, pilar-pilar ini dapat membantu setiap orang meningkatkan kesejahteraan emosional mereka.
Para peneliti fokus pada bidang-bidang yang dapat ditingkatkan dengan latihan yaitu kesadaran (memperhatikan lingkungan dan tubuh sendiri), koneksi (mengalami kebaikan dan kasih sayang), wawasan (meningkatkan rasa ingin tahu dan pengetahuan diri) dan tujuan (memahami motivasi dan nilai-nilai seseorang).
Dr Cortland Dahl, penulis pertama studi tersebut berpendapat bahwa banyak di antara kita yang berpikir bahwa diri kita sudah terprogram untuk menjadi seperti ini adanya.
Sementara, pada kenyataannya kualitas-kualitas ini bisa dilatih. “Ada kualitas pikiran yang sehat yang tidak diketahui banyak orang, bahkan bisa dilatih. Kami tidak menganggapnya sebagai keterampilan,” sebut Dr Dahl.
Lebih lanjut Dr Dahl menyebut langkah ini sangat memberdayakan pikiran seseorang dan membuat mereka dapat belajar untuk mengendalikan pikirannya sendiri.
Mengenai aspek meningkatkan kesadaran, Dr Dahl berpendapat hal ini bisa membantu meningkatkan emosi positif dan mengurangi stres.
“Kesadaran juga membantu mengurangi kebiasaan yang merusak mental seperti gangguan. Cara umum untuk meningkatkan kesadaran adalah melalui meditasi,” paparnya.
Dr Dahl sendiri merekomendasikan Anda untuk bermeditasi yang berfokus pada mindfulness atau mempraktekkan rasa syukur. Menurutnya, jenis meditasi yang berbeda bisa memberikan efek yang berbeda juga pada otak manusia. Layaknya olahraga yang berbeda memicu perubahan yang berbeda pada tubuh Anda.(*)