Agustus 2023, Nilai Ekspor Impor Lampung Turun

2023-10-02T17:00:55.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Ilustrasi aktivitas ekspor impor
Ilustrasi aktivitas ekspor impor

BANDARLAMPUNG - Nilai ekspor Provinsi Lampung pada Agustus 2023 mencapai US$410,32 juta, mengalami penurunan sebesar US$18,59 juta atau turun 4,33 persen dibandingkan Juli 2023 yang mencapai US$428,91juta.

Sepuluh golongan barang utama ekspor Provinsi Lampung pada Agustus 2023 adalah lemak dan minyak hewan/nabati; bahan bakar mineral; kopi, teh, rempah-rempah; ampas dan sisa industri makanan; olahan dari sayuran, buah dan kacang; gula dan kembang gula; pulp dari kayu; hasil penggilingan; ikan, krustasea dan moluska; serta kayu, barang dari kayu. 

Negara utama tujuan ekspor Provinsi Lampung pada Agustus 2023 adalah India, Pakistan, Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Thailand, Korea Selatan, Italia, dan malaysia. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Atas Parlindungan Lubis mengatakan, “Ekspor menurut sektor selama sebulan terakhir terjadi penurunan pada sektor pertambangan dan lainnya turun sebesar 7,26 persen serta sektor industri pengolahan juga turun sebesar 7,60 persen, sedangkan sektor pertanian naik sebesar 22,78 persen,”paparnya. 

Impor Lampung Turun 70,36 Persen 

Sedangkan untuk nilai impor Provinsi Lampung pada Agustus 2023 mencapai US$95,42 juta, mengalami penurunan sebesar US$226,53 juta atau turun 70,36 persen dibanding Juli 2023 yang tercatat US$321,95 juta. Nilai impor Agustus 2023 tersebut mengalami penurunan US$28,89 juta atau turun 23,24 persen jika dibanding Agustus 2022 yang tercatat US$124,31 juta. 

Negara pemasok barang impor ke Provinsi Lampung pada Agustus 2023 adalah Australia US$45,80 juta; Brazil US$14,02 juta; Thailand US$7,50 juta; Singapura US$5,77 juta; Tiongkok US$4,87 juta; Amerika Serikat US$4,81 juta; Jepang US$3,80 juta; Fed Russia US$2,13 juta; Malaysia US$1,65 juta; dan Kanada US$0,77 juta. 

Nilai impor pada Agustus 2023 dibanding Juli 2023 untuk barang konsumsi naik sebesar 63,97 persen, sedangkan bahan baku penolong turun sebesar 71,89 persen dan barang modal turun 84,81 persen. (*)