Kemendikbudristek
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
BANDARLAMPUNG - Kampus Mengajar adalah program yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa selama satu semester untuk membantu para guru dan kepala sekolah jenjang SD dan SMP dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terdampak pandemi Covid-19.
Melalui program ini, mahasiswa bisa membaktikan ilmu, keterampilan, serta menginspirasi para murid sekolah dasar dan menengah tersebut untuk memperluas cita-cita dan wawasan mereka.
Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) Kampus Hijau Sang Juara kembali mengirimkan mahasiswanya pada program Kampus Mengajar Kemdikbudristek angkatan 3 tahun 2022. Sebanyak 63 mahasiswa UTI lolos menjadi peserta Kampus Mengajar.
Adapun mahasiswa yang lolos yakni Program Studi S1 Sistem Informasi 28 mahasiswa, Program Studi di S1 Informatika 23 mahasiswa, Program Studi Sastra Inggris 7 mahasiswa, dan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris 5 mahasiswa. Selanjutnya, mahasiswa UTI dalam program kampus mengajar akan ditempatkan di berbagai sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Indonesia.
Peserta Kampus Mengajar 3 ini nantinya akan dibekali dengan berbagai bidang keilmuan dan keahlian dengan menjadi rekan guru dan sekolah dalam menumbuhkan kreativitas, serta inovasi dalam pembelajaran sehingga berdampak pada penguatan pembelajaran literasi dan numerasi di sekolah.
Lalu, mahasiswa UTI peserta program Kampus Mengajar akan memiliki kesempatan menjadi agen perubahan untuk Pendidikan Indonesia, mendampingi guru di sekolah, mengajar dan belajar mengembangkan konten, strategi dan media pembelajaran kreatif dan inovatif, menjadi mitra guru untuk berinovasi dalam pembelajaran literasi, numerasi serta adaptasi teknologi, mengasah keterampilan sosial seperti empati, komunikasi, kepemimpinan, kreativitas, pemecahan masalah, dan inovasi.
Keterlibatan mahasiswa UTI dalam program Kampus Mengajar ini merupakan bentuk kontribusi nyata bagi penyelesaian permasalahan Pendidikan khususnya di masa sekarang ini.
Disamping itu, kolaborasi antara peserta program dengan dosen pembimbing lapangan akan memberikan ruang pengabdian dan penerapan berbagai kajian dalam rangka peningkatan mutu Pendidikan.
Adapun prodi dan nama mahasiswa sebagai berikut, 28 mahasiswa dari Program Studi S1-Sistem Informasi, yakni Brigita Norma Kirani, Devi Utari Yulistiani, Desi Damayanti, Eka Nurhana, Wahyu Kurniawan Wijaya, Talitha Zhafira Syahril, Ade Indah Permatasari, Dhaifina Berlyana Hadyansa, Fahad Abdul Jalil, M. Riyan Rinaldi, Ahmad Rendy Harahap, Alfira Eka Risti, Adhisty Dyah Arrum, Aditya Ari Nugroho, Evania Sidabalok, M. Ari Kurniawan, Mardha Ariyani, Risma Sulistiowati, Ledia Santika, Raferly Cahya Darna, Siska Damayanti, Sevie Marselina, Ervina Fitriani, Triyanti, Helena Agustin Simarmata, Inna Firliana Rizki, Sherli Maharani Putri.
Lalu dari Program studi S1-Informatika 23 orang, yakni Patricius Aldy Setiawan, Enda Tri Ifanda, Fauruzi Sutrisna, Isidorus Richardius Kuncoro, Bagus Bramantyo, Fikho Aldino, Nico Dwi Hidayah, Tirta Bayu Nugroho, Rahmat Hidayah, Nova Istiqomah, Nita Debi Astuti, Ahmad Az-Zaky Bahri, Imam Asyrofi Alfarisi, Bagas Aditama, Ryan Satria, Ferdian Ahmad Ghalib, Syahdanil Haqi, Abdullah Dzikri Faturrahman, Rifqi Habib Maulana, Muhammad Farid Alghozali, Teguh Budiono, Hanif Fayad Zabihullah, Made Irawan.
Sedangkan dari Program Studi S1-Sastra Inggris 7 mahasiswa sebagai berikut Rahmania Novita Sari, Desti Fitriani, Yoana Ardesis, Anggy Rahayu Larasati, Rahel Dwi Saputri, Virghayanti Indah Pratiwi, Fitri Sutiarsih. Dan dari Program Studi S1-Pendidikan Bahasa Inggris 5 mahasiswa yakni Elisabeth Renita Sari, Dwi Yunita Sari, Alma Tiara Putri, Alvian Trio Efendi, Faranta Rizka Ardila.
Wakil Rektor IV Universitas Teknokrat Indonesia PTS Terbaik Sumatera Achmad Yudi Wahyudin, M.Pd. menyampaikan mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia memiliki pengalaman berorganisasi dan berprestasi, sehingga setiap ada rekrutmen Kampus Mengajar, tidak kurang dari 60 mahasiswa pasti lolos.
"Kenapa ikut Kampus Mengajar pertama terlibat langsung dalam pelaksanaan pembelajaran literasi, numerasi, serta adaptasi teknologi di jenjang SD dan SMP; kedua mengasah kepemimpinan, kreativitas, pemecahan masalah, dan inovasi langsung dari lapangan. Dan mendapat bantuan biaya hidup dan UKT (bagi yang tidak sedang menerima bantuan dari pemerintah lainnya)," kata Yudi. (*)