Yuk, Kenali Gejala dan Penyebab Cacar Monyet!
Eva Pardiana - Sabtu, 21 Mei 2022 11:15JAKARTA — Kasus cacar monyet kini telah dilaporkan terjadi di Inggris, Portugal, Spanyol, dan Amerika Serikat. Seperti yang dilansir dari Reuters, wabah ini meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut yang diketahui disebabkan karena virus yang menyebar melalui kontak dekat. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada monyet serta sebagian besar terjadi di Afrika bagian barat dan tengah.
Monkeypox atau cacar monyet merupakan penyakit tropis langka yang disebarkan oleh hewan liar di Afrika, tetapi sekarang sudah menyebar ke beberapa negara. Infeksi virus yang disebabkan karena cacar monyet relatif ringan, karena penyakit ini memiliki masa inkubasi selama enam sampai 16 hari.
Gejala yang dialami pasien yaitu demam, sakit kepala, bengkak, nyeri punggung, nyeri otot, dan tubuh menjadi lesu. Setelah demam mereda, penderita akan mengalami erupsi kulit, ruam akan menyebar ke seluruh wajah, seluruh tubuh, dan paling sering terjadi pada telapak tangan dan kaki.
- Gantikan E-Toll Aplikasi Transaksi MLFF di Tol Nantinya Bebas Kuota Internet
- BI: Modal Asing Keluar Rp 4,81 Triliun, Terbesar dari SBN
- Mandiri Gandeng Bank Banten Guna Dorong Inklusi Keuangan Dengan Keluarkan E-money Co-branding
Ruam tersebut akan lepuhan yang berkerak dan membutuhkan waktu tiga minggu untuk sembuh. Menurut CDC, perbedaan utama antara cacar biasanya dan cacar monyet adalah cacar monyet menyebabkan kelenjar getah bening menjadi bengkak, sedangkan cacar biasa tidak.
Virus ini juga sulit didiagnosis tanpa bantuan analisis laboratorium karena kemiripannya dengan penyakit lain yang menyebabkan ruam seperti cacar air, campak, kudis, dan sifilis.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melacak penyakit ke hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat dan mendefinisikannya sebagai penyakit zoonosis virus yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia dengan kasus pertama yang tercatat di Kongo pada tahun 1970.
Meskipun awalnya ditularkan ke manusia melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh primata yang terkontaminasi atau melalui perantara hewan pengerat seperti tupai pohon dan tikus Gambia, cacar monyet jauh lebih mungkin untuk ditularkan dari sesama manusia. Hingga saat ini masih tidak ada vaksin atau pengobatan khusus yang tersedia untuk mengatasi cacar monyet. Meski begitu, menurut Dr. Colin Brown Direktur Klinis dan Infeksi di UKHSA, cacar monyet tidak menyebar dengan mudah di antara manusia dan risiko keseluruhan untuk masyarakat umum masih sangat rendah. (*)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Justina Nur Landhiani pada 20 May 2022