WHO Minta Masyarakat Tetap Waspada meski Kasus Covid-19 Meningkat
Chairil Anwar - Senin, 21 Maret 2022 08:22JAKARTA — Angka kasus Covid-19 global kembali menunjukkan peningkatan. Hal ini berpotensi menjadi masalah yang jauh lebih besar karena beberapa negara telah melaporkan penurunan tingkat pengujian. Oleh karena itu, WHO memperingatkan negara-negara untuk tetap waspada terhadap virus Covid-19.
Seperti yang dilansir dari Reuters, setelah lebih dari sebulan kasus Covid-19 mengalami penurunan, kasusnya saat ini mulai meningkat di seluruh dunia sejak minggu lalu, menurut WHO. Terdapat kombinasi faktor yang menyebabkan peningkatan kasus korona, termasuk varian Omicron yang sangat menular dan sub-varian BA.2, serta pencabutan aturan tindakan kesehatan masyarakat dan sosial.
- 300 UMKM Keruk Untung hingga Rp1,2 Miliar Berkat MotoGP Mandalika
- Awal Pekan, Harga Emas Antam di Pegadaian Stagnan
- Mau Masak tanpa Minyak Goreng? Ini Lima Alternatifnya!
Menurut pejabat WHO, hal itu dapat terjadi lantaran tingkat vaksinasi yang rendah di beberapa negara yang sebagian juga disebabkan oleh sejumlah besar informasi yang salah.
Infeksi baru Covid-19 telah mengalami lonjakan 8% secara global dibandingkan dengan minggu sebelumnya dengan 11 juta kasus baru dan lebih dari 43 ribu kematian baru yang dilaporkan pada tanggal 7 sampai 13 Maret. Hal ini merupakan kenaikan kasus pertama sejak akhir Januari.
Lonjakan terbesar terjadi di wilayah Pasifik Barat yang meliputi Korea Selatan dan China, yang kasusnha meningkat 25% dan kematian 27%. Afrika juga mengalami peningkatan 12% dalam kasus baru dan 14% peningkatan kematian, serta kasus di Eropa meningkat 2% dalam kasus tetapi tidak ada lonjakan kematian. Wilayah lain melaporkan penurunan kasus, termasuk wilayah Mediterania Timur, meskipun wilayah ini mengalami peningkatan kematian sebesar 38% terkait dengan lonjakan infeksi sebelumnya.
Sejumlah ahli telah menyuarakan kekhawatiran bahwa Eropa menghadapi gelombang virus korona lain, dengan kasus yang telah meningkat sejak awal Maret di Austria, Jerman, Swiss, Belanda, dan Inggris.
Maria Van Kerkhove dari WHO mengatakan pada briefing bahwa subvarian BA.2 tampaknya menjadi varian yang paling menular sejauh ini. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa subvarian BA.2 menyebabkan penyakit yang lebih parah dan tidak ada bukti bahwa varian baru lainnya mendorong peningkatan kasus.
Akan tetapi, para ahli telah mulai memperingatkan bahwa Amerika Serikat dapat segera melihat gelombang serupa dengan yang terlihat di Eropa, yang berpotensi disebabkan oleh BA.2, pencabutan pembatasan dan potensi berkurangnya kekebalan dari vaksin yang diberikan beberapa bulan lalu.
Menurut Antonella Viola, profesor imunologi di University of Padua Italia, sebaiknya masyarakat menghindari pemikiran bawha Covid-19 sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu, tetap lakukan langkah-langkah yang benar-benar diperlukan seperti pemantauan dan pelacakan kasus secara terus menerus dan tetap memakai masker di tempat tertutup atau tempat yang sangat ramai. (CA)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Justina Nur Landhiani pada 20 Mar 2022