Unggul Dari Negara Maju, Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas 5 Persen dalam 6 Kuartal
Yunike Purnama - Selasa, 27 Juni 2023 06:25JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat di atas 5% dalam enam kuartal terakhir. Dengan capaian ini, Indonesia menjadi salah satu negara dengan ekonomi terkuat di dunia.
"Kita lihat Indonesia termasuk negara yang memiliki pertumbuhan terkuat dan persisten tinggi. Indonesia terus menerus mempertahankan pertumbuhan di atas 5 persen dalam 6 kuartal terakhir,” kata Menkeu secara daring dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi Juni 2023 Senin, 26 Juni 2023.
Sri Mulyani pun turut menyoroti negara-negara lain di dunia yang mengalami kemerosotan cukup tajam pada 2023 akibat gejolak internasional, misalnya tekanan geopolitik maupun debt distress atau kesulitan utang di beberapa negara saat ini.
- Stok Hewan Kurban Jelang Iduladha Capai 2,7 Juta Ekor
- Indonesia Infrastructure Finance Rombak Jajaran Komisaris
- Simak! Link Pengumuman Seleksi Penerimaan PKN STAN 2023
Ungguli Negara Maju Dunia
Kondisi ekonomi Indonesia masih tumbuh kuat di tengah perlambatan ekonomi global. Inflasi Indonesia pada Mei 2023 pun tercatat sebesar 4,0% (year-on-year/yoy), lebih baik dibandingkan negara-negara maju, seperti, Australia, Jerman, dan Singapura.
"Kita lihat memang banyak negara yang sudah tidak mampu bertahan di dalam tekanan pelemahan ekonomi dunia dan gejolak ekonomi dunia. Di beberapa negara, sektor keuangan mengalami kerapuhan. Inflasi yang tinggi dan suku bunga yang meningkat menjadi salah satu faktor yang mengerosi dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut,” terang Menkeu.
Sri Mulyani juga menekankan bahwa stabilitas fiskal maupun moneter sebagai kunci dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah pun terus berupaya dalam menjaga inflasi sepanjang 2023 di kisaran 3% ± 1% untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional di tengah potensi risiko inflasi ke depan.
“Inflasi masih dalam posisi yang trennya sesuai dengan yang ingin kita lihat yaitu penurunan, terutama disumbangkan oleh volatile food yang mengalami penurunan cukup tajam yaitu 3,3% dan mulai menurunnya core inflation ke 2,7%. Di sisi lain, administered price kita harapkan akan terus menunjukkan tren penurunan,” pungkas Menkeu.(*)