Ternyata Ini Penyebab IHSG Terkoreksi Selama Sepekan

Yunike Purnama - Jumat, 09 Desember 2022 17:30
Ternyata Ini Penyebab IHSG Terkoreksi Selama SepekanIlustrasi pergerakan IHSG (sumber: Ismail Pohan/TrenAsia.com)

JAKARTA - Investment Specialist Schroders, Rizky Hidayat memberikan penjelasan terkait terkoreksinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama enam hari beruntun sejak awal Desember 2022.

Melansir data RTI, lagi-lagi sepanjang hari ini IHSG terus bergerak di zona merah. Indeks harga bursa saham nasional terpantau tidak bergairah, hingga akhirnya ditutup melemah 89,11 poin atau 1,31 persen ke 6.715,12 pada Jumat, 9 Desember 2022.

Statistik menunjukkan mayoritas atau 347 saham melemah, 185 saham menguat, dan 163 lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi perdagangan sepanjang hari ini mencapai Rp13,61 triliun, dengan volume saham yang ditransaksikan mencapai 22,74 miliar saham.

Sejumlah faktor melemahnya IHSG dalam sepekan terakhir terjadi karena aksi profit taking yang dilakukan oleh investor asing.

Hal itu dikarenakan pasar saham Indonesia dinilai memiliki performa paling baik jika dibandingkan dengan pasar saham negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

“Sehingga mendekati akhir tahun, ketika investor asing perlu melakukan profit taking, maka mereka harus lakukan dari pasar Indonesia,” kata Rizky dalam Market Buzz IDX Channel dikutip Jumat, 9 Desember 2022.

Selanjutnya, yang juga menjadi sentimen turunnya IHSG yakni datang dari sektor teknologi yang terdampak oleh kenaikan tingkat suku bunga acuan oleh The Fed dan Bank Indonesia.

Peningkatan suku bunga yang agresif disebut berdampak negatif pada emiten-emiten sektor teknologi, yang juga berpengaruh pada tertekannya harga saham.

Data BEI menunjukkan, seluruh indeks sektoral melemah, dengan sektor energi mencatat koreksi paling dalam, yakni sebesar 2,58 persen, diikuti sektor teknologi merosot 1,77 persen, dan sektor industri turun 1,46 persen.

Saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) kembali menjadi top loser dalam indeks LQ45, dengan koreksi sebesar 7 persen ke Rp93. Kemudian diikuti Bank Jago (ARTO) melemah 6,86 persen ke Rp3.530, dan Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) turun 6,72 persen ke Rp2.500.

Di sisi lain, Tower Bersama (TBIG) menjadi top gainer dalam indeks yang sama dengan kenaikan sebesar 4,76 persen ke Rp2.420, diikuti BFI Finance (BFIN) menguat 1,38 persen ke Rp1.105, dan Chandra Asri Petrochemical (TPIA) naik 1,28 persen ke Rp2.370. (*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS