Tanda Jangan Sentuh pada Kereta Dorong Bayi Picu Pro Kontra di Jepang
Yunike Purnama - Minggu, 09 Oktober 2022 15:33JEPANG - Di Jepang, perempuan yang membawa gantungan atau tanda kecil bergambar ilustrasi bayi melekat pada tas mereka adalah pemandangan yang biasa. Ini merupakan simbol bahwa perempuan tersebut sedang hamil. Gantungan atau tanda tersebut juga bisa dimaknai lain.
Misalnya, sebagai bentuk permintaan ibu hamil secara halus untuk menggunakan kursi prioritas di kereta api.
Namun, seorang perempuan di Prefektur Saitama sengaja menggantung gantungan kunci bergambar ilustrasi bayi di kereta dorong anaknya. Dikutip dari Japan Today, gantungan itu ternyata sebagai caranya untuk memberitahu orang-orang agar tidak menyentuh anaknya.
- Daftar Penyakit yang Tidak Dicover BPJS Kesehatan
- Spotify Akuisisi Kinzen untuk Jauhkan Podcast dari Konten Berbahaya
- Tak Hanya Hiburan, 4 Dampak Positif dari Hobi Menonton Film
Di Negeri Sakura sudah menjadi kebiasaan bagi orangtua untuk menjaga bayi mereka yang baru lahir di rumah selama beberapa minggu pertama setelah pulang dari rumah sakit. Begitu pula dengan perempuan bernama Ai yang mengajak anaknya jalan-jalan di lingkungan sekitar.
Namun ketika putranya berusia sekitar tiga bulan, ibu tersebut mengalami masalah. "Orang tua akan mendatangi kami dan berkata 'Dia sangat imut!' dan kemudian, tanpa bertanya apakah itu baik-baik saja, mereka akan menyentuh kakinya," kata ibu tersebut.
Setelah membaca di Twitter tentang ibu-ibu lain yang menghadapi situasi yang sama, Ai memutuskan untuk membuat gantungan yang bertuliskan "jangan sentuh". Ia juga menggambar tangan yang menggapai bayi yang tampak sedih, yang lengannya disilangkan seperti huruf X, isyarat orang Jepang untuk berkata 'tidak'.
Ai selalu menjepitkan gantungan itu ke kereta dorong ketika dia keluar dengan putranya. Ini sebagai permintaan kepada orang asing untuk menahan diri agar tidak menepuk, mencubit, dan sejenisnya kepada buah hatinya.
Idenya itu menuai pro kontra warganet. Sebagian berpendapat memahaminya. Pertama karena sebagian besar warga Jepang tidak terlalu menonjolkan kasih sayang secara fisik, bahkan dalam bentuk platonis seperti pelukan antar-teman atau tepukan punggung dari rekan kerja. Karena itu, kebanyakan orang Jepang akan setuju bahwa menyentuh seseorang yang tidak Anda kenal, termasuk bayi, adalah perilaku yang buruk.
Di sisi lain, budaya Jepang juga sangat menghormati orang tua. Sikap umum lainnya bahwa anak-anak dapat belajar banyak dari berinteraksi dengan orang-orang dari generasi kakek-nenek mereka.
Rasa kebersamaan yang kuat juga merupakan cita-cita budaya Jepang, seperti halnya gagasan bahwa usia dini adalah salah satu dari sedikit waktu dalam hidup yang semestinya tidak masalah untuk dihujani kasih sayang. Hal tersebut sebelum tekanan sekolah dan pekerjaan menjadikan sikap rajin sebagai kebutuhan sehari-hari.
Perdebatan itu melebar ke soal para ibu yang bepergian dengan anak mungkin memerlukan bantuan untuk mengangkat kereta dorong ke atau dari kereta atau membawa tas belanja.
"Saya pikir akan ada saatnya saya menginginkan bantuan seseorang, dan ketika itu terjadi, saya akan meminta mereka untuk itu. (Jika tidak), saya ingin orang-orang mundur selangkah dan (membatasi diri) untuk mengawasi kami," kata Ai soal tanda "jangan sentuh bati saya" akan membuat orang cenderung tidak menawarkan bantuan dalam situasi seperti itu.
- Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Senin, 3 Oktober 2022
- Kick Off BIK 2022, OJK Lampung Bersama ISPI Sosialisasi Fintech ke Sektor Peternakan
- President Director Asuransi Astra Rudy Chen, Raih Indonesia Financial Top Leader Awards 2022
Di sisi lain, kebanyakan orang di Jepang sebenarnya menyadari bahwa menyentuh bayi orang asing adalah sesuatu yang dilarang. Karena itu, beberapa orang menganggap gantungan itu sebagai sikap yang tidak perlu dan/atau tidak efektif. Lainnya bersikap skeptis karena warna-warna pastel dari tanda itu diragukan akan terlihat oleh orang tua.
Namun, gantungan itu tampaknya memiliki efek yang diinginkan, karena Ai terus menggunakannya. Jadi siapa pun yang melihatnya, tidak menyentuh anak Ai. (*)