Sobat Sehat Lampung: Jangan Putus Asa, TBC Bisa Sembuh!

Eva Pardiana - Jumat, 12 September 2025 07:52
Sobat Sehat Lampung: Jangan Putus Asa, TBC Bisa Sembuh!Tim Komunitas Sobat Sehat Lampung bersama SMSI Kota Bandar Lampung selepas wawancara Podcast Kongsi. (sumber: Eva Pardiana)

BANDAR LAMPUNG – “Jangan putus asa, TBC bisa sembuh.” Pesan inilah yang terus digaungkan Komunitas Sobat Sehat Lampung kepada para pasien Tuberkulosis (TBC).

Di balik komunitas ini, ada sosok Ardiansyah, seorang penyintas yang pernah merasakan beratnya pengobatan—dari suntikan harian hingga terapi panjang berbulan-bulan. Dari pengalaman itu, ia bangkit bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga mendampingi orang lain agar tidak merasa sendirian.

Kini, bersama puluhan anggota, Sobat Sehat Lampung menjadi rumah bagi pasien dan penyintas TBC, sekaligus penggerak semangat bahwa penyakit ini bisa dikalahkan.

“Dulu kami hanya ngobrol soal obat dan efek sampingnya. Tapi kemudian sadar, pasien TBC butuh tempat bernaung, tempat didengar, dan teman seperjuangan agar tidak merasa sendirian,” ungkap Ardiansyah saat berbincang dengan tim Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bandar Lampung baru-baru ini.

Resmi berdiri pada September 2022, kini Sobat Sehat Lampung aktif dengan sekitar 20 anggota, 10 di antaranya konsisten turun langsung mendampingi pasien. Sobat Sehat juga bergabung dengan jaringan Nasional POP (Perhimpunan Organisasi Pasien) TB Indonesia.

Mereka memberikan edukasi di rumah sakit, menyuarakan hak pasien, hingga menjadi penguat moral bagi yang tengah menjalani pengobatan.

Aplikasi Lapor TBC

Selain dukungan komunitas, perjuangan pasien juga diperkuat dengan hadirnya aplikasi Lapor TBC sejak 2023.

Ulfatun Nissa, penanggung jawab Lapor TBC di Lampung, menjelaskan aplikasi ini memudahkan pasien maupun masyarakat mendapatkan informasi, akses layanan, hingga melaporkan kendala yang mereka hadapi.

“Aplikasi ini bukan hanya soal informasi. Pasien bisa curhat, mencari dukungan, bahkan melaporkan diskriminasi yang mereka alami. Dari masalah psikologis hingga PHK sepihak, semua bisa diadukan lewat aplikasi ini untuk ditindaklanjuti,” jelas Nisa.

Dengan fitur pencarian akses layanan, pasien juga diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat, tanpa harus terpaku pada domisili.

Bahkan, ada tim paralegal di Bandar Lampung yang siap membantu bila pasien menghadapi masalah hukum akibat stigma TBC.

Meski bukan penyintas, Nisa menunjukkan dedikasi luar biasa dalam perjuangan bersama Sobat Sehat Lampung. Baginya, TBC bukan sekadar persoalan kesehatan, melainkan panggilan hati untuk hadir di sisi mereka yang membutuhkan dukungan.

Ia percaya, setiap tenaga dan waktu yang ia curahkan adalah bentuk nyata dari ikhtiar menjadikan dirinya bermanfaat bagi banyak orang, sekaligus menghapus stigma yang kerap membelenggu para pasien.

Lampung Masih Darurat TBC

Indonesia menempati peringkat kedua dunia dalam jumlah kasus TBC. Pada 2024, terdapat lebih dari 1 juta kasus baru, Tahun 2025 ini di lampung sekitar 21 ribu kasus sudah terdeteksi.

Situasi ini membuat peran komunitas seperti Sobat Sehat Lampung menjadi krusial. Ardiansyah menegaskan, perjuangan melawan TBC tak hanya soal medis, tetapi juga sosial dan mental.

“Banyak pasien putus berobat karena tidak kuat dengan efek samping atau karena stigma. Kami hadir untuk memastikan mereka terus berjuang, karena TBC bisa sembuh,” tegasnya.

Dengan semangat penyintas, dukungan komunitas, dan inovasi digital, Lampung menyalakan harapan baru: menekan angka TBC dan menghapus stigma yang melekat pada penyakit ini. (*)

Editor: Redaksi
Bagikan

RELATED NEWS