Setelah 50 Tahun Absen, AS Daratkan Robot di Bulan

Yunike Purnama - Sabtu, 24 Februari 2024 06:02
Setelah 50 Tahun Absen, AS Daratkan Robot di BulanPesawat ruang angkasa buatan perusahaan swasta Intuitive Machines dari Texas, AS, berhasil mendarat di dekat kutub selatan bulan pada Kamis 22 Februari 2024 waktu Amerika. (sumber: Ist)

JAKARTA - Pesawat ruang angkasa buatan perusahaan swasta Intuitive Machines dari Texas, AS, berhasil mendarat di dekat kutub selatan bulan pada Kamis 22 Februari 2024 waktu Amerika. Keberhasilan ini menandai pendaratan kembali Amerika Serikat di bulan setelah 50 tahun terakhir vakum. Selain itu, pencapaian ini menjadi yang pertama dalam sejarah yang dilakukan oleh sektor swasta.

Dilansir dari Reuters Jumat, 23 Februari 2024, pesawat ruang angkasa yang dinamai "Odysseus" membawa berbagai instrumen penelitian NASA. Keterlibatan sektor swasta menandai pemanfaatan pesawat ruang angkasa komersial untuk misi ilmiah di bulan. 

Pendaratan ini, menjadi bagian dari era baru penjelajahan luar angkasa, mengakhiri penantian panjang sejak misi bulan terakhir yang dilakukan oleh AS pada dekade 70an dan 80an.

Kekhawatiran muncul terkait masalah komunikasi yang terjadi setelah pendaratan. Odysseus menghadapi masalah navigasi otonom yang memerlukan solusi dari para insinyur di Bumi. 

Pada satu titik, terjadi insiden putusnya komunikasi radio yang memicu kekhawatiran serius di pusat pengendalian misi. Komunikasi yang terputus selama beberapa waktu, memerlukan upaya ekstra untuk dipulihkan kembali karena jarak yang sangat jauh dari Bumi, sekitar 239.000 mil.

Para insinyur di Bumi berhasil mengatasi kendala navigasi dan membangun kembali komunikasi dengan pesawat ruang angkasa itu, sehingga mengakhiri ketegangan yang dirasakan di seluruh pusat pengendalian.

Hal ini merupakan pengingat bahwa dalam penjelajahan luar angkasa dapat terjadi risiko besar, tantangan teknis selalu ada, bahkan dalam misi yang paling canggih sekalipun.

Pendaratan Odysseus di kutub selatan bulan tidak hanya menjadi langkah monumental bagi Amerika Serikat, tetapi juga membuka pintu untuk lebih banyak misi eksplorasi luar angkasa di masa depan. 

Kesuksesan pesawat ruang angkasa komersial ini menandai tonggak sejarah baru dalam eksplorasi luar angkasa, menampilkan potensi kolaborasi yang efektif antara sektor swasta dan lembaga pemerintah seperti NASA. 

Instrumen penelitian canggih dari NASA yang siap dioperasikan memberikan harapan akan pengungkapan misteri-misteri yang selama ini menggelayut dalam kegelapan luar angkasa. 

Dunia menantikan hasil penemuan yang dapat merubah paradigma dan membuka wawasan baru tentang bulan, memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah dan evolusi bulan serta mungkin membawa kita lebih dekat untuk memahami asal usul dan perkembangan sistem tata surya kita. (*)

Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS