Sering Terpapar Blue Light Berisiko Picu Penuaan Dini

Yunike Purnama - Sabtu, 24 September 2022 09:55
Sering Terpapar Blue Light Berisiko Picu Penuaan DiniIlustrasi (sumber: Unsplash )

BANDAR LAMPUNG - Sebuah studi baru mengidentifikasi problem baru yang diakibatkan oleh paparan blue light atau sinar biru. Penelitian itu diujicobakan kepada lalat buah untuk menunjukkan fungsi dasar seluler manusia juga dapat terpengaruh oleh blue light yang dipancarkan oleh gawai. Hasil riset dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Aging.

"Paparan berlebihan terhadap sinar biru dari perangkat sehari-hari, seperti TV, laptop, dan telepon, mungkin memiliki efek merugikan pada berbagai sel di tubuh kita, mulai dari sel kulit dan lemak, hingga neuron sensorik," kata penulis senior dan profesor studi tersebut di Departemen Biologi Integratif Universitas Negeri Oregon Dr Jadwiga Giebultowic, dikutip dari The Star.

Pihaknya mengklaim sebagai yang pertama menunjukkan bahwa tingkat metabolit spesifik berupa bahan kimia yang penting bagi sel untuk berfungsi dengan benar berubah pada lalat buah yang terpapar blue light. "Studi kami menunjukkan bahwa menghindari paparan blue light yang berlebihan mungkin merupakan strategi anti-penuaan yang baik," katanya lagi.

Para peneliti sebelumnya membandingkan tingkat metabolit pada lalat yang terpapar blue light selama dua minggu berturut-turut dengan lalat yang ditempatkan dalam ruang gelap. Tujuannya untuk memperlajari bagaimana cahaya biru berenergi tinggi bisa mempercepat penuaan dini pada lalat buah.

Paparan blue light menyebabkan perbedaan signifikan dalam tingkat metabolit yang diukur oleh para peneliti dalam sel-sel kepala lalat. Secara khusus, mereka menemukan bahwa tingkat metabolit suksinat meningkat, tetapi tingkat glutamat turun.

"Suksinat sangat penting untuk memproduksi bahan bakar untuk fungsi dan pertumbuhan setiap sel," kata Prof Giebultowicz.

Mempercepat Penuaan

Ia menambahkan, "Tingkat suksinat yang tinggi setelah terpapar cahaya biru diandaikan dengan gas yang berada di pompa, tetapi tidak masuk ke dalam mobil." Penelitian sebelumnya juga menemukan lalat buah yang terpapar cahaya "menghidupkan" gen pelindung stres.

Penemuan meresahkan lainnya adalah bahwa molekul yang bertanggung jawab untuk komunikasi antar-neuron, seperti glutamat, berada pada tingkat yang lebih rendah setelah paparan cahaya biru. Perubahan itu menunjukkan bahwa sel-sel beroperasi pada tingkat suboptimal yang artinya bisa mempercepat penuaan dan menyebabkan kematian dini.

"Sinyal kimia dalam sel lalat dan manusia sama, sehingga ada potensi efek negatif blue light pada manusia," jelas Prof Giebultowicz.

Karena itu, Giebultowicz menyarankan agar setiap individu mengatur durasi penggunaan gawai dan alat elektronik agar paparan sinar biru bisa sesedikit mungkin. Apalagi, jam tubuh manusia sebenarnya peka terhadap cahaya khusus di mata untuk mengukur kecerahan, yang disebut melanopsin. (*)
 

Editor: Yunike Purnama
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS