Selain TikTok Shop, Berikut 8 Social Commerce yang Terdampak oleh Permendag 31/2023

Yunike Purnama - Senin, 02 Oktober 2023 17:38
Selain TikTok Shop, Berikut 8 Social Commerce yang Terdampak oleh Permendag 31/2023Ilustrasi aplikasi TikTok (sumber: freepik)

BANDARLAMPUNG - Ada beberapa platform social commerce selain TikTok Shop yang akan ikut terdampak oleh Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 yang baru diresmikan beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi, Permendag 31 Tahun 2023 mengatur tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE)

Peraturan ini merupakan penyempurnaan dari Permendag Nomor 50 Tahun 2020 yang di dalamnya belum mengatur perdagangan platform social commerce.

TikTok Shop yang kerap kali disebut-sebut dalam sejumlah pemberitaan belakangan ini pun menjadi salah satu platform yang disoroti publik terkait dengan peresmian peraturan ini.

Pasalnya, TikTok Shop disebut menjadi ancaman bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sebelumnya, para pelaku UMKM mempersoalkan tentang barang-barang yang dijual di TikTok Shop dengan kemiringan harga yang tidak masuk akal. Dampaknya, para pelaku UMKM lokal pun tidak bisa bersaing dalam kompetisi harga.

Social Commerce di Indonesia

Dalam regulasi terbaru, praktik sosial commerce pun dilarang guna memberikan kesetaraan bagi pelaku usaha termasuk UMKM dalam perdagangan online.

Walaupun hanya TikTok Shop yang mendapat sorotan dari publik terkait regulasi ini, sebenarnya ada beberapa platform social commerce lainnya di Indonesia yang juga akan terkena dampak dari Permendag Nomor 30 Tahun 2023, yakni sebagai berikut:

1. Evermos

Evermos adalah platform berbasis web dan aplikasi yang didirikan pada tahun 2018 di Bandung, Indonesia. Nama "Evermos" adalah singkatan dari "Everyday Need for Every Moslem." Platform ini memiliki misi untuk mendukung UMKM dengan menyediakan fasilitas yang memungkinkan mereka bersaing dengan bisnis-bisnis besar.

Selain berfokus pada aspek bisnis, Evermos juga berkomitmen untuk menciptakan dampak sosial yang positif. Mereka berharap untuk memberdayakan sepuluh juta perempuan Indonesia agar menjadi lebih kreatif, mandiri, dan independen dalam berusaha. Evermos adalah bagian dari ekosistem fashion muslim di Indonesia.

2. CrediMart

CrediMart adalah startup social commerce inovatif yang menyediakan layanan grosir online. Mereka menawarkan berbagai kebutuhan pokok seperti kopi, sabun, snack, alat tulis, hingga obat-obatan.

Salah satu keunggulan CrediMart adalah komitmen mereka untuk mengantarkan pesanan ke lokasi bisnis dalam waktu 1 x 24 jam. Hal ini memudahkan pelaku UMKM dalam memperoleh barang usaha dengan lebih efisien dan praktis. CrediMart berperan sebagai penghubung antara warung-warung kecil dan supplier di sekitarnya, membantu para supplier mendapatkan pelanggan baru melalui platform ini.

3. Dusdusan

Dusdusan.com adalah komunitas reseller terbesar di Indonesia yang menargetkan pasar reseller kecil, termasuk ibu rumah tangga. Awalnya, platform ini didirikan pada Desember 2014 dengan model B2B yang ditujukan untuk reseller besar dan korporasi. Namun, setelah merespons pasar yang kurang baik, Dusdusan.com melakukan penyesuaian dan kembali hadir pada Februari 2015 dengan banyak perubahan.

Saat ini, Dusdusan.com memiliki visi untuk mengembangkan semangat usaha bagi stokis dan reseller skala kecil. Mereka menggunakan model bisnis yang fleksibel, yaitu sistem reseller dan dropship, di mana reseller tidak memiliki target, poin yang harus dipenuhi, atau stok barang yang harus dipegang.

4. IbuSibuk

IbuSibuk adalah platform yang membantu pemilik brand untuk mempertemukan produk atau brand mereka dengan momfluencer (influencer ibu-ibu). Ini adalah inisiatif dari Orami, yang memungkinkan brand menemukan momfluencer yang cocok untuk mempromosikan produk mereka.

Bagi momfluencer, IbuSibuk memberikan kesempatan untuk mencari campaign yang sesuai dengan minat mereka dan mendapatkan komisi sebagai imbalan. Komisi tersebut dapat berupa voucher, produk gratis, atau uang tunai, tergantung pada kesepakatan.

5. Super

Super adalah sebuah aplikasi yang bertujuan untuk menciptakan pemerataan harga sembako (sembilan bahan pokok) dan barang pokok lainnya, terutama di daerah pedesaan di Indonesia. Startup ini telah menerima pendanaan seri C dan beroperasi di 30 kota di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Super berfokus pada daerah dengan PDB per kapita yang rendah, khususnya daerah dengan PDB per kapita sekitar $5.000 atau kurang. Mereka berusaha meningkatkan akses ke sembako, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mempermudah alur distribusi barang pokok ke wilayah pedesaan.

6. Selleri

Selleri adalah platform dropship yang memberikan fasilitas bagi siapa saja yang ingin berjualan online tanpa modal. Setiap penjual akan memiliki website toko online yang dibuatkan secara gratis dengan berbagai fitur untuk memperlancar kegiatan jual beli.

Selleri menyediakan berbagai pilihan produk, mulai dari fashion, gaya hidup, produk anak-anak, hingga produk kecantikan. Semua produk telah dicek dan difoto langsung oleh tim Selleri untuk memastikan kualitasnya.

7. Woobiz

Woobiz didirikan pada Desember 2018 dengan tujuan memberikan akses teknologi bagi perempuan Indonesia yang ingin menjadi pengusaha mikro. Mereka menghubungkan mitra, kebanyakan ibu rumah tangga, dengan berbagai brand.

Melalui menjadi mitra, pengguna dapat mengakses berbagai macam produk yang sudah dikurasi, mulai dari skincare, make-up, hijab, hingga makanan ringan. Sebagian besar produk yang ditawarkan adalah produk lokal, tetapi ada juga beberapa brand internasional.

8. Berkahi

Berkahi didirikan dengan tujuan membantu pelaku usaha, terutama UMKM di pedesaan, dalam memasarkan produk lokal dan halal melalui jaringan reseller. Mereka berkomitmen untuk mendorong pemerataan inklusi keuangan dan digital di Indonesia.

Selain itu, Berkahi juga membentuk dewan penasihat syariah untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis mereka sesuai dengan nilai-nilai syariah. Mereka memberikan dukungan berupa promosi melalui Key Opinion Leader (KOL), operasional melalui akses fulfillment di berbagai kota, dan mitra logistik untuk mempermudah usaha pelaku UMKM.(*)

Editor: Redaksi
Tags Sosial CommerceBagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS