Sektor Jasa Keuangan Optimistis Hadapi Gejolak Resesi 2023

Yunike Purnama - Selasa, 15 November 2022 13:43
Sektor Jasa Keuangan Optimistis Hadapi Gejolak Resesi 2023Ilustrasi (sumber: Pixabay)

JAKARTA - Industri jasa keuangan di Indonesia dinilai confident menghadapi ancaman resesi tahun depan. Selain likuiditas yang masih longgar saat ini, berbagai sektor jasa keuangan terutama perbankan turut mencatatkan laba yang cukup tebal.

Pelaku industri pun diminta bersikap prudent dengan mengalokasikan keuntungan untuk mempertebal pencadangan mereka, untuk jaga-jaga jika terjadi shock di kemudian hari.

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adhityaswara mengatakan, ketahanan industri finansial domestik terhadap gejolak global masih cukup kuat. Hal ini lantaran porsi kredit valas perbankan domestik saat ini hanya 15% dari total kredit di Indonesia, dibanding posisi 25 tahun lalu sekitar 40%-50%. Selain itu, porsi ULN swasta terhadap PDB relatif cukup terjaga di kisaran 16% PDB.

Adapun dari sisi likuiditas di pasar masih mengalami ekses atau kelebihan. Hal ini lantaran sejak COVID-19 tahun 2020 lalu Bank Indonesia diperbolehkan untuk tetap mengalirkan likuiditas ke dalam sistem moneter. Sementara saat BI melakukan pengetatan moneter atau menaikkan bunga secara bertahap, kenaikan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) tidak setinggi kenaikan BI rate. Bank masih bisa menahan suku bunga dananya lantaran ekses likuditas.

Kredit macet atau non performing loan (NPL) perbankan pun terus membaik. NPL perbankan di Indonesia saat ini di kisaran 2,8%, cukup baik dibandingposisi 31 Desember 2020 di level 3,01%. Sedangkan loan at risk atau LAR (termasuk kredit restru) berada di kisaran 15,9%, membaik dibanding posisi akhir Desember 2020 sebesar 23%. Perbaikan kredit restru artinya situasi ekonomi membaik.

Pertebal Pencadangan dan Modal

Di sisi lain, profitabilitas perbankan Indonesia dinilai sangat baik, baik di tahun 2021 maupun sepanjang tahun 2022. Net Interest Margin (NIM) Indonesia berada di level 4,8% per September 2022, dibanding Singapura misalnya yang hanya 1%. Itulah mengapa masih banyak investor asing yang mengincar bank di Indonesia.

“Tentu lebih baik kita berhati-hati (prudent) dalam mengelola lembaga keuangan. Ada baiknya profitability itu dipakai untuk memupuk cadangan yang lebih banyak. Dalam situasi sedang baik seperti sekarang, memang bankir yang prudent itu biasanya akan memakai laba untuk pencadangan yang lebih baik,” kata Mirza dikutip dari TrenAsia.com pada Senin, 14 November 2022.

Mirza juga meminta lembaga keuangan maupun emiten tetap berjaga-jaga dan berhati-hati di tengan kenaikkan suku bunga di berbagai belahan dunia dan strong dollar (penguatan dolar AS terhadap berbagai mata uang) saat ini.

Khusus bagi perusahaan taua debitur yang memiliki pinjaman dari luar negeri, penggunaannya sebaiknya hanya untuk yang memiliki revenue valas agar risikonya tetap terkendali, misalnya seperti emiten tambang maupun yang berorientasi ekspor.

Kepercayaan Diri Tinggi

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae juga melihat secara umum kondisi perbankan saat ini sangat baik. Rasio-rasio keuangan menunjukan penguatan, baik dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga, penyaluran kredit maupun likuiditas perbankan.  

Sementara itu normalisasi kebijakan suku bunga bank sentral AS (The Fed rate) menunjukkan arah yang less agressive karena data inflasi AS yang melandai. Dampak geopolitik global juga tidak terlalu signifikan karena exposure global perbankan nasional juga terbatas. Kegiatan spekulasi valas oleh perbankan juga tidak bisa dilakukan karena OJK selalu melakukan pemeriksaan.

“Confidence terhadap ekonomi Indonesia sangat baik dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,72%, dan surplus perdagangan yg terus berlangsung, sejalan dengan pertumbuhan kredit yang sudah melampaui 11 %,” kata Dian.

Direktur Departemen Riset OJK, Edi Setijawan menambahkan, Indonesia beruntung lantaran perekonomiannya tidak tergantung dengan ekspor seperti China, melainkan konsumsi domestik 270 juta penduduk. (*)

Editor: Redaksi
Tags Resesi 2023 Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS