Roket Chandrayaan-3 India Mulus Mendarat di Bulan

Yunike Purnama - Jumat, 25 Agustus 2023 09:08
Roket Chandrayaan-3 India Mulus Mendarat di BulanBulan selain sebagai satelit alami planet Bumi sekaligus sebagai wahana antariksa yang sering digunakan sumber penelitian. (sumber: Ist)

JAKARTA -  Bulan selain sebagai satelit alami planet Bumi sekaligus sebagai wahana antariksa yang sering digunakan sumber penelitian. Hal itu merupakan wujud motivasi manusia untuk terus menjelajah dan memahami dunia di luar planet kita termasuk bulan.

Terbaru, wahana antariksa atau roket Chandrayaan-3 milik negara India yang lepas landas Juli lalu, berhasil mendarat dengan selamat di kutub selatan Bulan pada Rabu 23 Agustus 2023 waktu setempat.

Pendaratan Chandrayaan-3 milik negara India itu langsung disambut suka cita oleh masyarakat. Pasalnya sudah sekian banyak negara yang berlomba mendaratkan wahana antariksa ke Bulan, bahkan sekelas Rusia pun gagal mendarat ke satelit alami itu.

Kendati begitu, Chandrayaan-3 adalah misi lanjutan India dalam mendaratkan wahana antariksa ke Bulan. Sebelumnya Negeri Anak Benua itu pernah gagal dengan Chandrayaan-2, lantaran satelit buatannya itu tak mulus mendarat alias menabrak.

Misi Chandrayaan-3 ini akan mengekplorasi wilayah kutub selatan Bulan, yang diyakini banyak ilmuwan menyimpan sejumlah besar es air. Jika berhasil diekplorasi, rencana penemuan itu bakal ditambang dan digunakan sebagai bahan bakar wahana antariksa alias roket.

Kendati begitu, banyak dari masyarakat kita yang mungkin lupa soal penemuan ilmiah mengenai sateli Bumi itu. Berikut 5 fakta jarang diketahui soal Bulan sebagaimna dilansir TrenAsia.com dari berbagai sumber.

1. Punya Banyak Bulan Kecil

Selain memiliki satelit alami - Bumi, Bulan juga memiliki "bulannya" sendiri yang jauh lebih kecil. Fenomena ini disebut "minimoon" atau satelit alami sementara. Hal itu disebabkan benda-benda kecil yang tertangkap oleh gravitasi Bulan saat mereka melewati dekat.

Namun demikian, minimoon itu biasanya hanya berada dalam orbit sementara sebelum akhirnya terlepas dari pengaruh gravitasi Bulan dan melanjutkan perjalanannya di luar tata surya.

2. Ketenangan Palsu

Salah satu area di Bulan disebut "Ketenangan Palsu" (Mare Tranquillitatis), yang merupakan tempat pendaratan misi Apollo 11 pada tahun 1969.

Nama ini sebenarnya agak menipu karena tidak sepenuhnya tenang. Area ini sebenarnya memiliki banyak kawah kecil dan retakan di permukaannya.

Diketahui, sebutan ituberasal dari bahasa Latin yang merujuk pada rona tenang dan datar, yang dulu dianggap sebagai ciri permukaannya.

3. Bulan Bukan Penyebab Kenaikan Pasang Surut Terbesar

Meskipun banyak yang mengaitkan Bulan dengan pasang surut di Bumi, pasang surut terbesar sebenarnya disebabkan oleh tarikan gravitasi Matahari.

Pasang surut yang disebabkan oleh Matahari terjadi saat Matahari, Bumi, dan Bulan sejajar, menghasilkan pasang surut tertinggi yang dikenal sebagai "pasang surut tinggi". Namun demikian, pengaruh Bulan tetap signifikan dalam menciptakan variasi pasang surut harian.

4. Bulan Bukan Bulan Tetap

Bulan mengalami gerakan kompleks yang disebut "librasi", yang memungkinkannya untuk sedikit bergerak di atas dan di bawah bidang orbitnya.

Ini berarti kita bisa melihat sedikit lebih dari setengah permukaan Bulan dalam jangka waktu tertentu. Librasi ini disebabkan oleh perpaduan gerakan rotasi dan revolusi Bulan, dan menghasilkan pergeseran yang tampak dari Bumi.

5. Bulan Mengalami Gempa Bulan

Meskipun Bulan tidak memiliki kerak tektonik seperti Bumi, ternyata Bulan juga mengalami gempa. Gempa bulan disebut "gempa bulan" atau "moonquake".

Gerakan itu disebabkan oleh peregangan dan tekanan dari pendinginan dan pengerasan dalam inti Bulan serta tarikan gravitasi Bumi. Gempa bulan ini terutama terjadi di dalam wilayah batuan yang disebut "ray craters" yang terbentuk oleh tabrakan meteor.(*)

Editor: Redaksi
Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS