Resonansi Ekonomi Sulam Usus Eva, Mitra Binaan PTPN VII

Yunike Purnama - Rabu, 27 Oktober 2021 14:17
Resonansi Ekonomi Sulam Usus Eva, Mitra Binaan PTPN VIIMitra PTPN VII UMKM Sulam Usus Eva (sumber: PTPN VII)

LAMPUNG SELATAN - Usaha sulam usus Eva mitra binaan PTPN VII  berhasil menjadi UMKM yang menciptakan pergerakan ekonomi masyarakat dengan banyak membuka kesempatan kerja. 

Dirintis sejak 20 tahun lalu, kini beragam macam motif sulam usus cantik semakin dikenal bahkan sampai keluar daerah Lampung hingga luar negeri. Usaha sulam usus Eva sudah sangat kondang sebagai penyokong ekonomi warga desa-desa sekitarnya.

Menariknya saat singgah ke rumah Eva memang tidak ada kesan mewah sebagai pengusaha. Satu ruang paviliun ukuran 3x3 meter di serambi kanan dengan dua lemari kaca dan onggokan kain-kain sulam usus dan gulungan tali berbahan kain tersampir di besi penggantung.

Empat gadis belia duduk pada ambal menarikan jari-jari lentiknya memasang mote-mote pada rajutan sulam usus yang sudah berpola.

Usaha sulam usus ini ia geluti sejak masih gadis. Perempuan Lampung berusia 45 tahun ini mengaku belajar merajut kain sulam usus dari Herwan, kakaknya yang pernah dididik oleh maestro sulam usus, Aan Ibrahim.

Baca juga: Kemitraan PTPN VII, Toko Sembako Pasundan Transformasi Jadi Bisnis Fesyen

“Saya diajari sama kakak saya. Namanya Herwan. Dia pernah bekerja dan dididik sama Aan Ibrahim. Bahkan pernah dikursuskan di Jakarta sama Bang Aan,” kata istri dari Darwansyah ini.

Merintis dari membuat taplak meja sulaman kain satin yang dipilin membentuk tali (menyerupai usus), perempuan lulusan SMA ini mulai menerima pesanan untuk membuat kebaya.

Ketika pesanan mulai tak tertampung, ia mulai meminta bantuan kepada kerabat dekat. Lalu, jumlah ibu-ibu yang terlibat semakin banyak dan meluas.

“Sekarang, kalau 200 orang mah lebih dari 10 desa sekitar sini. Masing-masing desa ada kordinatornya. Kordinator inilah yang membagi ke anak buahnya. Sebab, nggak mungkin dikerjain sendiri. Satu baju itu bisa dikerjain enam orang,” kata ibu tiga anak ini.

Dari beberapa desa tersebut antara lain, Desa Margadai, Simpangagung, Sinarrejeki, Sumberjaya, Komando (Margorejo), Sosial, Gedungdalem, Gedungagung, dan Banjaragung.

Meski sudah beromset sekitar Rp200 juta per bulan, hingga kini usaha Eva belum berbentuk badan hukum, bahkan tanpa merek.

Baca juga: PTPN VII Perkenalkan Produk Retail Kepada Kapolda Lampung

Namun, atas dasar kepercayaan dan reputasinya yang teruji, PTPN VII sebagai BUMN yang peduli kepada pelaku usaha kecil terus memberi dukungan.

“Kalau nggak salah sejak 2008 saya sudah dapat pinjaman dari PTPN VII. Waktu itu dapat Rp10 juta, terus dua tahun berikutnya dapat Rp20 juta, naik lagi jadi 30 juta, dan terakhir tahun lalu dapat Rp40 juta. Sama PTP (PTPN VII) enak, bunganya kecil banget, nagihnya juga ramah. Jadi, hubungan kami juga enak,” tambah Eva.

Resonansi Eva bukan sekadar reputasi namanya yang sohor, tetapi efek ekonomi dan ketenteraman lingkungan.

Saat ini, para perempuan di seputaran Jatiagung wilayah Timur sudah menemukan pilihan membantu ekonomi suaminya melalui sulam usus Eva.

Pesanan busana berbasis sulam usus kepada Eva terus mengalir, bahkan di masa pandemi sekalipun. Imbasnya, ibu-ibu dan remaja puteri, bahkan dibantu suaminya, bisa mengisi waktu senggang dengan menyulam tempahan dari Eva.

“Nyulam usus ini nggak sulit. Kalau mau pasti bisa. Jadi, hampir nggak ada lagi ibu-ibu di sini yang nganggur pas waktu luangnya. Hampir setiap hari kordinator ngambil bahan ke sini, terus mereka bagi. Sambil ngobrol di rumah, mereka sambil nyulam,” kata Eva yang mengaku busana sulam usus besutannya pernah dibawa ke Jepang yang dipesan artis Iis Dahlia. 

Eva mengakui, penghasilan para penyulam itu belum besar. Tetapi sebagai pengisi waktu, ia menyebut jika intensif, para penyulam yang mengerjakan sulamannya di rumah masing-masing itu bisa dapat Rp1,5 juta per bulan.

Dukungan PTPN VII Mitra Binaan Sulam Usus Eva

Dukungan PTPN VII untuk usaha sulam usus Eva memang tak terputus. Setiap kali mengusulkan pinjaman, pihak PTPN VII selalu merespons dengan baik. Hal itu karena usaha ini memiliki nilai tambah untuk kesejahteraan warga sekitar.

Sekretaris Perusahaan PTPN VII Bambang Hartawan sangat mengapresiasi model bisnis yang dikembangkan Eva. Ia mengaku, model usaha yang mempunyai multiflier effect kepada kesejahteraan lingkungan akan menjadi perhatian khusus untuk pola kemitraan PTPN VII ke depan.

“Kami kasih atensi khusus kepada pelaku usaha yang resonansi ekonominya lebih luas, terutama yang padat karya dan melibatkan idle resources. Seperti yang dikembangkan Bu Eva ini. Sulam usus sampai hari ini belum ada mekanisasi atau alat modern yang bisa mengerjakan. Dan yang pasti, ibu-ibu rumah tangga yang terlibat bisa menambah penghasilan,” kata dia.

Bambang menambahkan, seiring kondisi PTPN VII yang mulai memasuki fase sustainable, ke depan pihaknya akan meningkatkan peran sertanya untuk program TJSL.

Pada 2021, meski masih dalam kondisi perbaikan kinerja, PTPN VII tetap menyalurkan dana kemitraan kepada Usaha Mikro Kecil (UMK) sekitar Rp8,6 miliar. Dia mengaku akan mengupayakan alokasi penyaluran dana TJSL tahun 2022 secara optimal. (*) 

Editor: Yunike Purnama
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS