PTPN IV Regional VII Diskusi Riset Bibit Sawit dengan BRIN

Eva Pardiana - Senin, 12 Agustus 2024 10:15
PTPN IV Regional VII Diskusi Riset Bibit Sawit dengan BRINPTPN IV Regional VII Diskusi Riset Bibit Sawit dengan BRIN (sumber: PTPN IV Regional VII)

BANDARLAMPUNG – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kunjungan ke PT Perkebunan Nusantara IV Regional VII. Kunjungan ini dalam rangka penjaminan benih unggul pada pusat riset teknologi pengujian dan standar.

Rombongan tim dari BRIN yang dikomandoi Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya, M.Sc.  diterima langsung oleh Region Head PTPN IV Regional VII, Denny Ramadhan, didampingi SEVP Operation Oshutri Anwar, dan Business Support Bambang Eko Prasetyo, di Ruang Kompeten, Jumat (9/8/2024).

Region Head PTPN IV Regional VII, Denny Ramadhan mengucapkan terima kasih kepada tim BRIN yang sudah memberikan tambahan wawasan tentang riset bibit tanaman sawit. Yang selama ini masih menjadi salah satu permasalahan di PTPN IV Regional VII ialah iklim di wilayah kerja yang belum bisa menggunakan satu macam bibit, sehingga menggunakan beberapa varietas yang disesuaikan dengan iklim yang ada. Bibit yang ditanam di Sumatera Selatan, belum tentu bisa ditanam di Lampung, begitu juga sebaliknya.

"Inovasi-inovasi teknologi BRIN diharapkan memudahkan operasional di perusahaan," kata Denny.

Sementara Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya, M.Sc mengungkapkan BRIN ini bertugas melakukan standarisasi dan penelusuran varietas bibit kelapa sawit yang unggul, dan digunakan di PTPN IV Regional VII. Dalam kunjungan ini BRIN juga memberikan edukasi bagaimana perusahaan memilih bibit kelapa sawit yang cocok ditanam pada iklim iklim tertentu.

BRIN saat ini sedang mendalami pengembangan teknologi pendukung sawit dalam mengoptimalkan produksinya, sementara untuk pengembangan varietas unggul tergantung dengan ketersediaan materi genetik yang masih dalam proses. Riset terkait sawit tidak hanya difokuskan terhadap upaya mendorong kualitas bibit dan pupuk, namun memperhitungkan keberlanjutan dan meminimalisir dampak lingkungan.

Menurut Bambang produksi kelapa sawit sangat bergantung pada pemupukan untuk memastikan pertumbuhan dan hasil yang optimal. Pengembangan varietas unggul kelapa sawit yang toleran terhadap El Nino dan cuaca ekstrem memerlukan strategi penelitian dan program pemuliaan yang sistematis. Uji kemampuan beradaptasi calon varietas unggul di bawah berbagai skenario El Nino dan cuaca ekstrem sangat penting.

Jadi meskipun sawit bukan asli Indonesia, di sini kita akan mengetahui potensi sumber toleransi yang ada terhadap cuaca ekstrem. (*)

RELATED NEWS