PP Muslimat NU Gelar Edukasi Gizi dan Pengukuhan Ibu Asuh Stunting: Kental Manis Berbahaya untuk Kesehatan Anak

Eva Pardiana - Minggu, 06 Oktober 2024 15:27
PP Muslimat NU Gelar Edukasi Gizi dan Pengukuhan Ibu Asuh Stunting: Kental Manis Berbahaya untuk Kesehatan AnakPP Muslimat NU Gelar Edukasi Gizi dan Pengukuhan Ibu Asuh Stunting (sumber: PP Muslimat NU)

LAMPUNG TENGAH – Susu kental manis (SKM) diketahui berbahaya bagi kesehatan anak, terutama jika dikonsumsi sejak dini. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, 3 dari 5 anak yang mengalami stunting pernah mengonsumsi SKM saat bayi atau masa kanak-kanak. Hal ini disampaikan oleh Arief Hidayat, SE, MM, Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), dalam acara edukasi gizi, pengukuhan kader ibu asuh anak terindikasi stunting, serta pemberdayaan ekonomi perempuan.

"Kental manis bukanlah susu dan tidak bisa menggantikan ASI," tegas Arief dalam paparannya.

Kegiatan yang digelar oleh Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ini berlangsung di Hotel BBC, Bandar Jaya, Lampung Tengah, pada Sabtu (5/10/2024). Ketua PW Muslimat NU Lampung, Fita Nahdia, menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting di Provinsi Lampung.

"Kami berharap, dengan pengukuhan kader ibu asuh stunting, kita bisa mempercepat penurunan angka stunting di Lampung," ujar Fita saat memberikan sambutan pembukaan.

Ketua VIII PP Muslimat NU, Hj. Ariza Agustina, dalam sambutannya menyampaikan bahwa berdasarkan survei, angka stunting di Lampung meningkat pada tahun 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Mari kita refleksikan mengapa masih ada anak-anak stunting di sekitar kita. Para ibu asuh harus bekerja keras untuk membantu anak-anak agar terhindar dari stunting," kata Ariza.

Ia menekankan bahwa stunting dapat memengaruhi daya pikir anak, menghambat kualitas tumbuh kembang, mengurangi kemampuan kognitif, menyebabkan gangguan postur tubuh, dan membuat anak lebih rentan sakit. "Kita semua ingin bangsa Indonesia sehat dan mampu berkontribusi dalam pembangunan," tambahnya.

Ariza juga menyoroti pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan sebagai periode emas pertumbuhan anak. "Kita harus bersama-sama mendukung tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun," ujarnya.

Acara ini dihadiri oleh pengurus PW NU Lampung, pengurus PC Muslimat NU se-Lampung, dan PAC Muslimat NU se-Lampung Tengah. Empat pembicara hadir dalam kegiatan ini, yakni Arief Hidayat, SE, MM (Ketua Harian YAICI), Zahro Mutnainah, S.Gz. dari Dinas Kesehatan Lampung Tengah, dr. Erna Yulia dari PP Muslimat NU, serta Marian Hasan, Kepala Kementerian Agama Lampung Tengah.

Zahro Mutnainah memaparkan materi tentang stunting dan pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan. "Jangan memberikan susu kental manis kepada bayi, karena dapat membahayakan kesehatan anak," tegas Zahro.

dr. Erna Yulia menambahkan bahwa Muslimat NU berkomitmen mempercepat penanganan stunting melalui pembentukan kader ibu asuh untuk anak-anak yang terindikasi stunting.

Dengan adanya kolaborasi berbagai pihak dalam acara ini, diharapkan upaya penurunan angka stunting di Lampung bisa lebih efektif dan berkelanjutan. (*)

Bagikan

RELATED NEWS