Pilihan Saham Defensif Saat Asing Outflow, IPOT Rekomendasikan 3 Saham Ini
Yunike Purnama - Senin, 03 Juni 2024 12:54JAKARTA - Dalam sepekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir sangat tajam sebesar -3,48% di titik terendahnya di level 6.959,23 sebelum kemudian ditutup dengan pelemahan sebesar 0,90% atau turun -63,41 poin ke angka 6.970,74 pada akhir perdagangan pada Jumat, 31 Mei 2024.
Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menjelaskan anjloknya IHSG pada pekan lalu karena sejumlah sentimen yang memengaruhi. Angga menyebutkan 3 sentimen yang membuat market longsor cukup dalam yakni inflasi PCE AS, kondisi geopolitik Timur Tengah dan outflow foreign di IHSG.
Terkait inflasi PCE AS, jelas Angga, tingkat inflasi PCE tahunan di AS stabil di 2,7% pada April 2024, terhenti setelah akselerasi pada Maret dan ini memang sesuai dengan perkiraan pasar.
Selanjutnya terkait sentimen geopolitik Timur Tengah, konflik Timur Tengah yang terus memanas menjadi faktor untuk diperhatikan karena akan berdampak ke appetite investor untuk masuk ke aset berisiko seperti saham.
Sementara itu terkait sentimen outflow foreign di IHSG, dijelaskan Angga, beberapa faktor yang menyebabkan asing keluar masif di IHSG terutama saham-saham perbankan yakni Rupiah yang kembali melemah di atas 16.200, potensi inflasi yang belum bisa turun ke angka 2% dan mengurangi probabilitas penurunan suku bunga tahun ini dan kondisi geopolitik Timur Tengah yang semakin memburuk.
“Dihadapkan pada arus keluar modal asing dari IHSG, memilih saham-saham defensif dengan kinerja yang membaik bisa menjadi strategi yang baik. Saham-saham defensif cenderung lebih stabil dalam kondisi pasar yang bergejolak,” jelas Angga.
Saham UNVR bisa menjadi alternatif yang menarik di tengah derasnya outflow asing karena emiten ini memiliki tren positif dalam struktur teknikalnya. UNVR dapat menjadi pilihan saham yang cukup stabil di tengah kondisi pasar yang cenderung memilih sektor yang lebih bertahan lama.
“Ketika ada arus keluar modal asing, beralih ke sektor konsumen yang lebih defensif, seperti UNVR, bisa menjadi strategi yang cerdas. Selain itu, UNVR juga mencatat peningkatan kinerja selama kuartal pertama, yang menambah daya tariknya sebagai pilihan trading,” tandasnya.
- Internasional CommunicAsia 2024: IDCloudHost Perkenalkan Teknologi Elektronika dan Telematika Indonesia
- Silaturahim Antar Generasi Kagama Lampung Pererat Persaudaraan
- Tren Downtrading Naik, Reformulasi Struktur Tarif Cukai Rokok Perlu Dilakukan
- Pertamina Tahan Harga BBM Non-Subsidi pada Periode Juni 2024
Sentimen Minggu Ini dan Rekomendasi Saham
Berbicara tentang potensi market pada minggu ini 3-7 Juni 2024, Angga mengimbau para trader untuk memerhatikan 2 sentimen lain yakni hasil pertemuan OPEC dan inflasi Indonesia.
Pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, diundur satu hari menjadi 2 Juni dan akan diadakan secara online. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh OPEC pada Jumat lalu.
"Para produsen akan mendiskusikan apakah akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga paruh kedua tahun ini, dengan tiga sumber dari negara-negara OPEC+ mengatakan kemungkinan perpanjangan tersebut," jelas Angga.
Ia menambahkan dikombinasikan dengan pengurangan produksi sebesar 3,66 juta barel per hari (bpd) yang berlaku hingga akhir tahun, pengurangan produksi tersebut setara dengan hampir 6% dari permintaan minyak global.
Sementara itu terkait sentimen inflasi Indonesia, sejumlah ekonom memperkirakan inflasi Mei 2024 akan melandai, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Konsumsi masyarakat sudah tidak lagi di titik puncak seperti periode Ramadan-Idul Fitri. Saat ini sudah normalisasi.
"Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median proyeksi inflasi Mei dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) sebesar 0,07%. Jauh melandai dibandingkan April yang sebesar 0,25% mtm. Sementara dibandingkan Mei tahun lalu (year-on-year/yoy), inflasi diperkirakan 2,97%. Sedikit lebih rendah dibandingkan April yang 3% yoy. Beberapa ekonom juga menyebut inflasi melandai ke 2,90% - 2,95%."
Mengutip catatan Badan Pangan Nasional (Bapanas), jelanya, rata-rata harga beras premium pada Mei adalah Rp 15.560/kg, turun 2,69% dibandingkan rerata bulan sebelumnya. Termasuk harga cabai merah, ayam ras, daging sapi, dan lain-lainnya.
Berkaca pada data-data ekonomi dan sejumlah sentimen seperti outflow asing di atas, PT Indo Premier Sekuritas yang berkomitmen mengedukasi masyarakat untuk mulai belajar investasi tanpa registrasi dengan #PakeAjaDulu IPOT dan terus mengupdate rumor seputar saham-saham berpotensi di IPOT Buzz, merekomendasikan 3 saham ini untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 7 Juni 2024:
1. Buy on Pullback UNVR (Support 2.910, Resist 3.230). Struktur teknikal emiten ini uptrend dan bisa dijadikan opsi pilihan saham yang cukup defensif di tengah kondisi market yang memilih sektor yang defensif. Ketika asing outflow, masuk ke sektor defensif konsumer seperti UNVR bisa jadi pilihan karena UNVR juga mengalami perbaikan kinerja di kuartal 1.
2. Buy JPFA (Support 1.335, Resist 1.435). Potensi kenaikan kinerja emiten ini di Q2 berkat sentimen Hari Raya Idul Fitri dan melemahnya harga jagung sebagai bahan baku. Kembali melemahnya harga komoditas jagung akan meringankan beban bahan baku.
3. Buy ARTO (Support 2.320, Resist 2.530). Emiten ini mengalami lonjakan volume disertai aksi beli investor asing, tentunya menarik jika bisa menembus level resistance 2.450. Aksi beli investor asing saat rebalancing MSCI pada 31 Mei kemarin menjadi penopang harga ARTO. (*)