Periskop 2022: IHSG Siap Cetak Rekor Baru

Yunike Purnama - Rabu, 05 Januari 2022 08:55
Periskop 2022: IHSG Siap Cetak Rekor BaruPresiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka perdagangan bursa saham 2022. (sumber: Tangkapan layar YouTube IDX/Kabarsiger)

JAKARTA – Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diharapkan lebih baik lagi di tahun baru 2022. Optimisme terhadap pasar modal Indonesia pun semakin meningkat.

Hal ini tidak terlepas dari pencapaian IHSG yang positif sepanjang 2021 meski masih dihadapkan pada situasi pandemi Covid-19. Aktivitas pasar modal sepanjang tahun 2021 bertumbuh secara positif, tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah mencapai level 6.600,68 pada tanggal 30 Desember 2021.

Pertumbuhan IHSG tersebut bahkan sempat menembus rekor baru, yakni di level 6.723,39 pada 22 November 2021, melampaui IHSG sebelum terjadinya pandemi.

Adapun kapitalisasi pasar pada 29 Desember 2021 mencapai Rp8.277 triliun atau naik hampir 18% dibandingkan posisi akhir tahun 2020, yakni Rp6.970 triliun.

Sementara itu, aktivitas Perdagangan turut membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir tahun 2020. Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tercatat di angka Rp13,39 triliun atau naik lebih dari 45% dibandingkan posisi akhir tahun lalu yakni Rp9,2 triliun.

Kemudian, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,29 juta kali transaksi atau naik 91 persen dibandingkan akhir tahun 2020 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang tiga tahun terakhir.

Pertumbuhan signifikan juga tercermin pada rata-rata volume transaksi harian yang telah mencapai 20,6 miliar saham atau naik lebih dari 80 persen dibandingkan akhir tahun lalu.

Pengamat Pasar Modal dan Founder Bageur Stock Andy Wibowo Gunawan mengatakan, perkembangan pasar modal Indonesia akan terus bertumbuh seiring dengan meningkatnya jumlah investor individual di pasar modal Indonesia.

“Perkembangan pasar modal Indonesia akan terus bertumbuh seiring dengan meningkatnya jumlah investor individual di pasar modal Indonesia. Selain itu, saya juga optimis pertumbuhan atau perkiraan peningkatan investor individual akan didominasi oleh generasi millenial pada tahun mendatang,” katanya dikutip dari Okezone, Rabu (5/1/2022).

Nyatanya, pencapaian positif IHSG di 2021 juga turut tercermin dari meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Diketahui, total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 29 Desember 2021 telah meningkat 92,7% menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020. Jumlah ini meningkat hampir 7 kali lipat dibandingkan tahun 2017.

Secara khusus, pertumbuhan investor ritel pada tahun 2021 ditopang oleh kalangan Milenial (kelahiran 1981-1996) dan Gen-Z (kelahiran 1997 – 2012) atau rentang usia ≤ 40 tahun sebesar 88% dari total investor ritel baru (per November 2021).

Lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel turut berdampak terhadap dominasi investor ritel terhadap aktivitas perdagangan harian di BEI yang mencapai 56,2% dari tahun sebelumnya sebesar 48,4%.

Andy menjelaskan, pergerakan IHSG tahun ini masih cukup volatile. Hal ini disebabkan RI berada di tengah sentimen kenaikkan jumlah kasus Covid-19 varian Omicron.

Namun menurut Andy, langkah pemerintah untuk mencegah kenaikkan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia sudah sangat baik. Dia mengungkapkan, dengan asumsi target GDP growth sebesar 5% - 5,5%, maka IHSG berpotensi untuk mencapai 7,173.

“Pemerintah Indonesia menjaga ketat pintu kedatangan Internasional ke Indonesia. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga terus menggunakan metode 3T dan 3M yang sudah terbukti berhasil dalam menekan jumlah kasus covid varian Delta beberapa bulan lalu,” ucap Andy.

Lanjutnya, terdapat sentimen negatif dan positif yang memengaruhi pergerakan IHSG di 2022. Sentimen negatif (downside risk) yang dapat menjadi penghambat perkembangan pasar modal terutama IHSG dalam waktu dekat, yakni penyebaran virus Omicron yang tidak terkendali di luar negeri dan kenaikan suku bunga The Fed yang lebih cepat.

“Sementara itu, sentimen positif (upside risk) yang dapat menjadi pendorong pasar modal terutama IHSG adalah tren pemulihan ekonomi di Indonesia yang terus berlanjut, serta program Tax Amnesty jilid kedua,” jelas dia.

Sementara itu, Andy menuturkan, bahwa tren pemulihan ekonomi Indonesia di 2022 akan terus berlanjut. Hal ini tentunya memberikan dampak positif terhadap emiten-emiten yang ada di BEI.

“Tren pemulihan ekonomi Indonesia di 2022 akan terus berlanjut, dan ini juga berdampak positif terhadap emiten-emiten yang ada di BEI terutama emiten-emiten yg bersifat cyclical company,” tandasnya.(*) 

Editor: Yunike Purnama
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS