Perbarindo: Sebanyak180 BPR Telah Bekerja Sama Dengan Fintech
Yunike Purnama - Minggu, 25 Juni 2023 15:05JAKARTA - Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (PERBARINDO) mencatat saat ini sudah ada 180 Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang bekerja sama dengan fintech P2P lending.
Hal tersebut sejalan dengan dorongan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berharap kedua lembaga ini bisa saling berkolaborasi.
Ketua Umum Perbarindo Tedy Alamsyah mengatakan, kolaborasi dengan fintech terus didorong sebagai salah satu upaya untuk mengakselerasi transformasi digital. Tentunya, kolaborasi dengan fintech dapat mengembangkan produk dan layanan BPR/BPR Syariah.
"Kolaborasi dengan pihak-pihak lainnya dapat dikembangkan untuk membentuk suatu ekosistem yang disesuaikan dengan strategi bisnis dan segmen utama," ujarnya dikutip Minggu, 25 Juni 2023.
- Ternyata Ini Alasan Pemerintah Ubah Cuti Bersama Iduladha 1444 H
- 15.000 Anggota dari FORSA SMALAM Sepakat Dorong Pertumbuhan UMKM di Indonesia
- Turun Lagi! Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Minggu, 25 Juni 2023
Selain dengan fintech lending, Tedy menyebut, BPR dapat bekerja sama juga dengan bank umum, perusahaan inovasi keuangan digital, perusahaan asuransi, e-commerce, penyelenggara penunjang seperti PJTI dan biller, serta penyelenggara jasa pembayaran nonbank.
"Transformasi dari sisi proses bisnis dan teknologi yang digunakan BPR harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Tedy menyampaikan, ada beberapa tipe kolaborasi yang dapat diimplementasikan oleh BPR. Pertama, kolaborasi untuk meningkatkan kualitas obyek seperti produk dan solusi masing-masing BPR.
Kedua, kolaborasi untuk mengembangkan alternatif solusi yang dapat digunakan untuk beberapa BPR. Dalam hal ini, Perbarindo menyediakan jaringan bersama. Ketiga, kolaborasi untuk mengembangkan solusi yang seragam dan dapat diimplementasikan seluruh BPR. Dalam hal ini, Perbarindo menciptakan produk bersama BPR e-cash.
"BPR harus melakukan analisis terkait kebutuhan dan value yang dibutuhkan nasabahnya. BPR mengevaluasi kemampuan pengembangan produk dan layanan sesuai dengan strategi bisnis BPR. BPR juga perlu meningkatkan relevansi terhadap nasabah terkait penyediaan produk dan layanan,"pungkasnya.(*)